Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kapitalisme yang malu malu

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Kapitalisme yang malu2

 Siapakah sebetulnya yang menentukan harga?  Di-negara2 demokrasi liberal, yang menganut sistim ekonomi  kapitalis harga ditentukan oleh pasar.  Tapi bukan pasar Johar, pasar Klewer atau pasar Tanah Abang, melainkan market,  berdasarkan suplai and demand. Dalam sistim ini teorinya pemerintah tidak banyak ikut campur soal harga.Tapi di-negara2 sosialis komunis,  pemerintahlah yang mengatur. Karena itu berbagai  kebutuhan hidup rakyatnya banyak diatur oleh negara dan serba dibatasi.  Ditahun 1960an, dikita, kepemilikan sawah/tanah pernah diatur dengan sistim  land reform. Tiap keluarga hanya boleh memiliki tanah/sawah maksimal seluas 4 ha. Yang memiliki lebih dari itu diambil  negara. Jadi RI  pernah menganut sistim ekonomi sosialis komunis.Kebutuhan hajat hidup orang banyak diatur oleh negara dengan prinsip : sama rasa sama rata. Kala itu disetiap RT/Rw dibentuk toko Sandang Pangan yang berfungsi mendistribusikan barang2 kebutuhan po...