Postingan

Menampilkan postingan dari September 30, 2021

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Disparitas

Saya sering merasa aneh, bin heran bila sedang berkomunikasi dengan anak2 muda yang namanya kaum milenial. Saya merasa telah terjadi disparitas dikalangan mereka yang sama2 kaum milenial tapi dgn intelegensi yang kontradiktif. Yang saya maksud,diantara mereka  ternyata ada 2 kelompok kaum milenial : yg pintar, pintar sekali sehingga membuat saya agak terperangah. Tapi yang telmi,ya telmi sekali, sangat kelewatan, sehingga saya sering merasa agak jengkel juga dibuatnya.                    * Saya sering ke Indomaret dan Alfamart. Kalau saya belanja hanya 3 item yang masing2 harganya 18 rb, 12rb, 20rb, dan mesin registernya eror, kasirnya lalu repot cari2 kalkulator. Padahal,kan diluar kepala juga dengan  mudahnya bisa dihitung,karena nilai rupiahnya kecil.  Karena tak sabar,dalam hitungan detik saya lalu bilang  kalau totalnya cmn  50rb. Tapi dia  tetap tak percaya,dan masih menghitungnya pakai kalkulator. Ata...

Reshuffle, akan adakah?

Reshuffle, akan adakah? Ketika kepada teman2 karyawan di sebuah bank pemerintah saya ajukan pertanyaan : bagaimana penilaian tentang kinerja direktur Bank Anda? Mereka rata2 menjawab : sangat baik, pengertian, kita sebagai karyawan diberikan keleluasaan bergerak dstnya dstnya. Mereka memuji-muji bosnya,karena sebagian besar karyawan (terutama bagian penyaluran kredit), rata2 pada bisa ngobyek dengan cara memotong sekian % dari jumlah kredit yang harus diterima debitur sebagai imbalan mengurus kredit. Tetapi ketika pimpinan mereka diganti dengan yang baru,(pergantian pimpinan di bank rutin dan biasa), dan kepada mereka saya ajukan pertanyaan yang sama, mereka rata2 menjawab : jelek,parah,tak pantas jadi pemimpin,makanya karyawan pun tak ada semangat kerja dst.nya2. Belakangan saya tahu, ternyata,bos barunya itu sangat tertib,disiplin dan zakeljik (tegas) ,sehingga para karyawan tak leluasa untuk  "macam2". Tahu tentang masalah tsb dalam hati saya hanya berkata : oh.......terny...

Permasalahan Klasik

 Ada satu kenyataan,baik ditingkat pusat,kabupaten atau daerah. Pejabatnya bisa sewenang2 berlaku dan bertindak terhadap rakyatnya. Sehingga bagi rakyat, apa yang dilakukan oleh pejabat akan terasa sangat memberatkan.Baik secara moril maupun materil. Dan rakyat  umum biasanya selalu bersikap pasip, pasrah dan nrimo saja apa yang telah ditetapkan oleh pejabat pemerintah.  Misalnya harga toko,kios atau lapak di-pasar2 milik Pemda harga jualnya yang melambung,sehingga tak terjangkau oleh masyarakat pengguna.Terasa sangat memberatkan pengguna. Pajak yang dikenakan terlalu tinggi. Biaya pendi dikan disekolah,  selain tinggi  juga dikenakan biaya macam2 seperti : uang gedung,uang pagar, (padahal gedung dan pagarnya sudah ada),  uang seragam,uang buku, uang diktat,ulangan dll. Tapi masyarakat pengguna tak bereaksi dan tak bisa berbuat apa2 selain bergumam dibelakang, dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh pejabat  setempat. Padahal,ketentuan apa- ...

Tabula Rasa

 Pertanyaan : apa yang menyebabkan seseorang bisa terpilih jadi presiden? Karena kemampuan mesin politik partai yang mengusung capresnya. Apa lagi?   Karena figur calonnya yang disenangi rakyat. Apa lagi? Karena kemampuan logistiknya. Lantas darimana partai memiliki logistik  besar untuk membiayai kampanye politiknya?  Dari para donatur yang rata2 adalah pengusaha besar. Apakah partai menerima bantuan dana dari para pengusaha itu gratis?   Tentu tidak.  Dalam hal ini berlaku take and give. Para pengusaha memang gambling. Bila partai yang dibiayainya menang,akan memperoleh proyek2. Tetapi bila kalah, pengusaha akan jeblok. Dana yang telah dikeluarkanya kelaut alias asin, karena tak mungkin bisa ditarik kembali,seperti yg telah dialami Sandiaga Uno.                      * Lantas apa itu mesin politik? Mesin politik adalah sekumpulan orang2 yang terorganisir yang menggerakkan para tokoh masyaraka...