Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 21, 2023

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Perbedaan Persepsi

Orang bisa menerima dan tak mengalami stres atau depresi menghadapi kenyataan adanya : siang-malam, tinggi-rendah, terang-gelap,lebar-sempit,dll karena itu memang sudah merupakan satu paket. Hukum alam semesta. Akan tetapi, orang bisa stres atau depresi  dan sangat memerlukan  sandaran dengan memohon dan  berdoa dan berharap sekali  adanya bantuan bila sedang mengalami penderitaan. Berbeda dengan  yang sedang mengalami kebahagiaan.Umumnya orang seringkali lupa bahkan jumawa, tak berharap adanya sandaran dan bantuan dari yang lain. Mengapa reaksinya berbeda? Padahal, penderitaan dan kebahagiaan sama saja dengan siang-malam,tinggi rendah, lebar-sempit,dll. Juga sama : satu paket. Apa yang menyebabkan perbedaan daya tahan diri dan penerimaan dari kedua hal yang berbeda,sehingga harus bersandar  pada yang lain padahal sama2 satu paket?. Karena adanya :  perbedaan persepsi.

Perbedaan Tahu Dengan Percaya

Tahu adalah kemampuan inderawi yang yang berada dalam diri, dalam otak. Untuk kemudian dianalisa, diklarifikasi pembuktiannya. Sehingga orang bisa tahu dan meyakini kebenarannya dengan menggunakan logika dan nalar. Kita dengan mudah mengatakan api kompor itu panas. Karena kita atau siapapun juga akan dengan mudah bisa membuktikan kebenaran kalau api kompor itu panas.   Percaya, juga sama. Adanya informasi yang berada dalam otak.  Juga yang diperoleh dari kemampuan inderawi. Akan tetapi informasi yang diperoleh tak bisa diklarifikasi dengan logika dan  nalar karena adanya keterbatasan  otak. Dengan keterbatasan otak, kita tak bisa tahu dan tak bisa merasakannya.Tak bisa membuktikannya secara empirik. Karena itu yang sangat diperlukan adalah Percaya . Dengan  tak bisa tahu dan tak bisa merasakan, mengakibatkan adanya  sorga dan neraka  tak bisa dibuktikan secara empirik maupun ilmiah. Satu2nya cara adalah dengan percaya. Lain tidak.