Postingan

Menampilkan postingan dengan label Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana (5)

Maka bila melihat peta politik yang dedel duwel seperti ini memberi kesan bahwa kesadaran para politikus kita masih  belum dewasa dan tak konsisten dengan ideologi yang telah dianutnya. Faktanya kita melihat, Nasdem misalnya, partai yang sejak dulu beraliran tengah  tiba2 bergeser ke kanan dengan mudahnya tanpa ada rasa sungkan dan malu. Dan uniknya didunia politik,yang sebelumnya kawan bisa mendadak jadi lawan atau sebaliknya lawan jadi kawan hanya berdasarkan kepentingan belaka. Tanpa ada rasa  ewuh pakewuh samasekali. Begitu pula partai2 Islam telah membuat kita concern. Seharusnya partai Islam bisa mendominasi. Sejak dulu sudah harus bisa memenangkan setiap pemilu, karena masyarakat Ind.yang memeluk agama Islam 85%.Tapi ternyata tidak. Karena dominasi politik hanya bisa tercapai bila partai2 Islam moderat bersatu.  Faktanya tidaklah demikian. Ini  membuktikan,adanya something wrong dalam mindset dan atitude  dikalangan para politisi partai Islam. Alangk...

Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana (4)

Dilain pihak, Cak Imin ketua umum PKB, yang telah berkoalisi dengan Gerindra (KIR) dan membentuk sekber, serta  telah bersepakat  menjadi cawapresnya Prabowo (tapi belum deklarasi) merasa jealous setelah melihat Prabowo-Ganjar berdampingan intim bersama Jokowi. Ketika ditanya wartawan bagaimana pendapatnya kemungkinan koalisi KIR bila Prabowo berpasangan dengan  Ganjar?  cak Imin menjawab : ya bubar !!, katanya singkat. Apakah PKB akan mendukung koalisinya PDIP-Gerindra? Sepertinya tidak. Sebagai seorang cawapres yang sedang jealous tentu enggan untuk  bergabung dengan partai  yang dianggap telah meremehkannya. PKB tentu akan bergabung dengan koalisi lain. Dengan KIB misalnya.Karena menjadi leader koalisi dan mengajak partai lainpun sepertinya tak mungkin karena kursinya di DPR hanya 58.  Bergabung dengan koalisi perubahan juga tak mungkin karena disana sudah ada AHY dan Aher yang juga sedang tarik urat posisi cawapres yang hingga kini belum selesai. B...

Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana (3)

Kembali kepasangan  yang  bisa menjadi barrier bila terjadinya politik identitas, siapakah yang jadi capres-cawapresnya? Bila kita melihat begitu intim dan sangat mesranya Jokowi dengan Prabowo-Ganjar pada panen raya di Kebumen,orang akan menduga kalau Jokowi memang sedang meng-endors Prabowo- Ganjar untuk jadi capres 2024. Pasangan ini secara matematika politik memang merupakan pasangan yang bisa diandalkan untuk bisa memenangkan pertarungan karena elektabilitas keduanya yang memang tinggi. Akan tetapi seperti halnya koalisi perubahan yang sedang menghadapi masalah siapa yang akan dipilih jadi cawapresnya, pasangan Prabowo-Ganjar pun mengalami masalah serupa : siapa yang akan jadi capresnya,karena keduanya merasa masing2 berhak dan pantas untuk jadi capresnya. Seperti yang telah dikatakan Hashim Djojohadikusumo,adik Prabowo,dalam komentarnya,Prabowolah yang lebih pantas jadi capres,karena selain lebih senior pengalaman pun berbeda dengan  Ganjar. Dilain pihak PDIP tentu ...

Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana (2)

Karena bila pemerintah tak bisa menciptakan barrier,maka peristiwa Pilgub DKI 2017 dan pilpres 2019 yaitu politik identitas yang hampir memecah belah bangsa ini bisa terulang lagi. Inilah yang sangat tak diinginkan dan yang dikuatirkan  pemerintah karena resikonya terlalu besar. Bisa dibayangkan, andaikan Jokowi tak merangkul lawan politiknya kala itu,dan tak menjadikannya Prabowo menjadi menhan,mungkin situasi tanah air akan chaos karena demontrasi yang tak henti2. Beruntung, situasi kelam seperti itu bisa teratasi,dan situasi politik hingga saat ini bisa dikatakan relatif aman dan terkendali. Sebab,bila terjadi chaos, akan berdampak pada masalah ekonomi dan akan terjadi inflasi yang membumbung tinggi seperti yang telah terjadi pada 1998. Krismon. Apalagi tak lama setelah pilpres terjadi pandemi Corona. Ini tentu merupakan hal yang pelik. Karena selain pemerintah kesulitan mengatasi pandemi,juga pandemi akan  merupakan momentum bagi pihak lawan untuk terus menerus menyerang p...

Jokowi-Mega 3 Jam Ngobrol2 di Istana (1)

3 jam Megawati ngobrol2 dengan Jokowi di istana baru2 ini,kata konten di YouTube.  Dalam hati saya berkata : ada apa ya? Apa saja yang diobrolkan sampai begitu lama? Untuk tingkat presiden menemui tamu dan ngobrol sampai 3 jam itu lama sekali. Tak pernah terjadi. Biasanya paling lama cuma 1 jam. Waktu bertemu dengan Surya Paloh belum lama ini pun ngobrolnya cuma 1jam 20 menit. Dan itu sudah diluar kebiasaan. Maklum presiden urusannya banyak, agendanya pun padat. Jadi tak bisa lama2 Ini berarti yang diobrolkan sangat penting dan serius. Tidak cuma sekedar ingin bertemu dan ngobrol biasa saja,.Makanya, meski Mega juga sering banyak tamu dan agenda hariannya sama, padat, tapi Mega sengaja menghabiskan waktunya selama 3 jam hanya untuk ngobrol2 karena masalahnya dinilai sangat serius. Lantas apa saja yang diobrolkan selama 3 jam itu? Hanya Jokowi,Mega dan Hasto Kristianto sekjen PDIP dan orang istana yang tahu. Orang luar seperti pengamat paling hanya menebak dan mengira2 saja. Tapi ki...