Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 20, 2021

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Chat Whatsapp Untuk Sahabat

 Seorang teman melalui w.a. bertanya: apa tidak kesulitan menulis setiap hari? Saya jawab : tidak.Karena sekarang tidak ada keharusan bagi saya untuk harus menulis setiap hari.  Sebab, saya tidak  bekerja di koran lagi.Jadi tidak menulispun tidak ada masalah,tidak apa2, tidak akan dikenakan sanksi.  Kalau dulu,ketika masih bekerja dikoran,memang ada keharusan menulis tiap hari. Wajib malah.  Kalau tidak,saya kena tegur atasan,mengingat kolom untuk menulis artikel sudahh ada, sudah disediakan. Jadi,kalau pikiran lagi ruwet dan malas tapi harus menulis,memang jadi suka agak susah. Lama. Sekarang lain.Setelah tak bekerja,tak ada kewajiban saya harus menulis tiap hari Bebas,semaunya. Kapan saja. Karena  sekarang saya menulis hanya karena gemar saja. Kalau lagi mau,ya menulis. Kalau lagi malas,lagi tidak ada mood dan booring, tidak. Lho, Memang menulis bisa dadakan, bisa ujug2, tak harus dipersiapkan terlebih dulu materinya? Bukan begitu. Menulis itu bisa macam2...

Lampu Antik

Almarhum K.h.Hasym Muzadi,mantan ketua PB. N.U.suatu kali jalan-jalan ke jalan.Surabaya, Jakarta. Jln.Surabaya terkenal dengan tempat  barang2 antiknya yang dijual oleh para pedagang kaki lima dipinggir jalan. Almarhum sangat tertarik dengan lampu2 antik yang digantung dikios para pedagang tsb. Lalu menyempatkan diri mampir. "Lampu-lampu  ini berapa harganya?", tanya almarhum. "Kalo yang biasa 650 ribu Yang antik 1 juta",jawab pedagang tsb dengan aksen maduranya. "Yang antik aja 650 ribu?" tawar almarhum. "Tidak bisa,ini aseli antik" "Ya sudah saya beli yang antik", pinta almarhum Lalu dibungkusnya lampu tsb. Tapi ketika dibungkus almarhum melihat kalau lampu itu bukan yang antik,terlihat dengan jelas ada tempelan baru. "Ini kan bukan antik! Saya pingin yang antik protes almarhum. "Sampeyan kok rewel, sergah pedagang tersebut dengan logat maduranya. "Lampu ini tidak usah diapa-apa kan juga nanti lama2 antik sendiri. ...

Segalanya Selalu Dua Dan Selalu Berpasangan

Pernahkah anda mengalami, merasa dikucilkan di  suatu lingkungan kerja? Karena teman-teman  sekantor merasa iri pada anda? Saya pernah. Ceritanya begini. Ketika masih bekerja,saya pernah (maaf) mendapat perhatian khusus dari bos. Mendapat berbagai kekecualian dan privilege dari bos dalam melakukan pekerjaan. Jelasnya,saya mendapat estimate sebagai karya wan paling rajin bekerja. Karena setiap hari saya selalu datang jam 7 pagi. Begitu datang langsung menulis sebelum saya hunting mencari berita.Waktu yang ada memang saya manfaatkan dgn sebaik-baiknya agar saya selalu punya stock artikel, bila saya memang tak ada waktu atau sedag malas menulis. Sementara,petugas cleaning service kantor dan office boy pun belum pada datang.Jadi saya memang kekantor selalu datang yang paling pagi. Meski begitu,saya pikir, ini estimasi yang keliru dari bos. Saya merasa tidak rajin. Tiap hari memang selalu datang tepat jam 7 dikantor. Tapi ini sebenarnya hanya keterpaksaan saja.Bukannya saya rajin. ...