Postingan

Menampilkan postingan dari September 7, 2021

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Dibelakang panggung (3)

Atau mungkin juga amandemen yang diajukan adalah, diundurnya pemilu 3 th lagi  menjadi 2027  dengan dalih tak adanya kepastian kapan pandemi akan berakhir,karena bisa saja lanjut. Pendeknya dengan berbagai alasan,kelompok yg menginginkan adanya status quo selalu memperjuangkan agar Jokowi tetap jadi presiden karena ini akan menguntungkan bagi kelompoknya. Ini bisa terjadi bila usulan itu datangnya dari mayo- ritas partai pendukungnya. Dan minoritas tak akan bisa berbuat apa2 karena akan kalah dalam voting. Apalagi dengan alasan bahwa dalam demokrasi tak ada aturan berapa tahun masa jabatan presiden dan itu bisa diubah berdasarkan situasi yg ada.  Demi stabilitas politik. Selain ada yang bersuara, status quo sangat diperlukan, demi kelancaran pembangunan dan pemulihan ekonomi, masa jabatan presiden perlu 8 tahun. Karena untuk mengatasi itu diperlukan waktu yang memang tidak sebentar. Kini tinggal tergantung : apakah Jokowi mau atau tidak dgn adanya wacana tsb. Konsisten at...

Dibelakang Panggung (4)

Selain itu adalah  Anies Baswedan yang kini juga ekspektasinya tinggi,bila koalisi Ind.pecah kongsi bisa saja bergandengan dgn AHY sebagai cawapres Demokrat, meski hanya memiliki 54 suara, bisa saja berkoalisi dgn PKS  50 suara ditambah Nasdem 59 suara. Dengan jumlah 163 suara sudah bisa mengusung Anis dan AHY menjadi capres dan cawapres. Dipihak lain Golkar dengan 85 suara, bisa berkoalisi dengan PKB dan PPP yang total suaranya 162 suara, bisa mengusung Airlangga Hartarto,yang juga sangat berambisi menjadi presiden, yang sejak kini sudah memasang baliho meski pemilu masih 3 th lagi. Pendeknya, bila koalisi Ind.maju pecah kongsi, sedikitnya akan ada 3 capres/cawapres yg akan tampil dalam pemilu 2024. Yaitu: Prabowo yg diusung PDIP, PAN dan Gerindra 250 suara,  Anies 163 dan   Airlangga Hartato 162 suara Tentu,baik Anies, Ganjar maupun Airlangga bisa saja didukung oleh partai2 degan cawapres  yang berlainan,dan itu tergantung dari deal2, kesepakatan mereka m...

Dibelakang Panggung (2)

Yang bisa dipastikan, setelah pertemuan di istana, dalam waktu 2 tahun ini sesama partai akan sibuk berkomunikasi dibelakang panggung tentang macam-macam masalah. Yang paling diutamakan tentu masalah : siapa capres dan cawapres yg akan diusung. Variantnya mungkin akan macam2.  Bisa1pasang saja. Misalnya pasangan Jokowi - Prabowo (JokPro). Bila usulan masa jabatan presiden 3 periode goal diamandemen. JokPro sepertinya akan melawan kotak kosong karena tak kan ada calon lain yang akan mau maju. Kalau ini sampai terjadi apa kira2 untung ruginya? Untungnya,pembangunan yang sudah direncanakan pemerintah akan lanjut dan berkesinambungan karena tak adanya pergantian pemerintahan, bukan presiden baru. Kemungkinan situasi politik di tanah air akan stabil krn tak ada lagi polarisasi.Dan sebutan kampret - cebong berakhir. Pemerintah akan bisa lebih konsen membangun ekonomi tanpa banyak gangguan. Tapi apakah scenario ini akan bisa terwujud?  Itu masalahnya.Mngingat ada beberapa calon yang ...

Dibelakang Panggung (1)

Dalam dunia politik,kita mengenal ada 2 istilah : diatas panggung dan dibelakang panggung. Diatas panggung adalah yang dipertontonkan,yang diperlihatkan,dipublish. Kita semua bisa melihat. Dibelakang panggung kebalikannya. Tak dipertontonkan. Tapi disitulah sebenarnya yg sebenarnya terjadi.Isinya, inti yang akan dibicarakan. Loby2nya. Pertemuan presiden Jokowi dengan ke 7 ketum di istana beberapa hari lalu yang belum lama ini dipublish dan disiarkan juga oleh tv dan YouTube, adlh pertemuan diatas panggung. Disitu kita melihat para ketum,semuanya,memuji Jokowi dlm hal penanganan pandemi covid. Karena dianggap telah on the track dalam mengatasinya,juga dianggap berhasil meski pandemi masih belum selesai. Yang kita lihat hanya baru itu. Tapi sebenarnya masih banyak hal2 lain yang akan dibicarakan oleh Jokowi dan para ketum partai2. Misalnya : apa makna dari merapatnya PAN ke koalisi. Untuk tujuan apa? Apakah dengan masuknya PAN akan terjadi reshuffle kabinet? Amandemen UUD tentang apa saj...

PPKM Level 4, Lanjut?

Hari ini,16 agustus PPKM 4 berakhir. Masyarakat luas pasti bertanya: Masih akan lanjutkah PPKM 4? Mereka bertanya karena selain sudah bosan dibatasi aktivitasnya,juga mengeluh karena kesulitan dalam memperoleh mata pencaharian. Pembatasan aktivitas  dengan dikenakannya berbagai aturan , membuat masyarakat terhambat mobilitasnya,yang berakibat terganggunya kelancaran ekonomi mereka. Mengapa pandemi tiada henti? Itulah pertanyaan sekaligus persoalan yang sudah hampir 2 tahun ini masih belum juga teratasi. Jawabannya sebenarnya sangat sederhana tapi juga bervariasi, seperti :  Masyarakat luas banyak yang tak taat pada prokes Seperti tak mau memakai masker, tak menghindari kerumunan, dan tak disiplin mencuci tangan dengan air sabun setelah pulang bepergian. Pertanyaan berikutnya: kenapa juga masih sangat banyak masyarakat yang tak taat akan prokes yang dianjurkan pemerintah. Meski terlihat oleh masyarakat banyaknya korban yang terkapar dan mati. Jawabannya juga sangat variatif. Ad...

Bukan Drama Korea

Beberapa hari lalu, kita disuguhi drama sbb : 7 partai politik diundang presiden Jokowi ke istana merdeka Jakarta. Hadir ke 7 ketum beserta sekjen partai masing2 yaitu : Megawati, Prabowo,  Surya Paloh, Muhaimin Iskandar, Suharso Manoarfa, Airlangga Hartarto dan sahabat baru dari partai PAN, Zulkifli Hasan. Yang dibicarakan sepertinya macam-macam. Dan tak tertutup kemungkinkan membicarakan lain2 s e p e rti : amandemen UUD, capres/cawapres 2024, residu Taliban di Indo. masal a h reshuffle kabinet, masa jabatan presiden 3 periode.dll. Tapi yang jelas yang dipublish hanya masalah covid 19. Mungkin yg lain2 masih dianggap confidential dan masih off the record. Yang menarik dari pertemuan itu,setel a h  pres.Jokowi memaparkan progres t entang covid,satu persatu para ketum pun tampil menyatakan pendapatnya. Tapi sangat lebih menarik lagi: tak satupun dari ke 7 ketum tersebut yang dalam sambutan pidato singkatnya yang tak memuji-muji keberhasilan kepemimpi...

Lari Dari Kenyataan

Faktanya,mayoritas, orang-orang tak begitu senang untuk  berfikir kreatif , inovatif. Orang-orang akan lebih senang mengada , mengikuti masyarakat yang sudah ada disekitarnya, ketimbang mjadi  dan berbeda dengan masyarakat,dengan orang-orang lain disekitarnya. Atau dengan kata-kata lain,sangat jarang sekali orang yang menjadi the rebel yang kreativ, inovatif, yang berbeda dengan orang-orang lain, dalam meng-ada di masyarakatnya. The rebel  secara harfiah artinya  pemberontak. Namun arti pemberontak disini bisa punya dua pengertian : secara fisik, seperti bangsa Indo.yang berontak melawan terhadap penjajahan Belanda dan melawannya dengan bambu runcing sehingga menimbulkan banyak sekali korban secara fisik. Dan orang yang berontak s e c a ra personal, secara mental, moral, yang menurut seorang filsuf Erich Fromm disebut escape mechanism. Berontak secara fisik biasanya dilakukan secara massal,yang  disebabkan  adanya pressure yang  dilakukan oleh pemerint...

Konsisten

Dalam kehidupan umumnya selalu terjadi kronologi yg linier dibidang ilmu apapun meski tak dipungkiri, akan selalu ada saja penyimpangan. Kronologi yang linier ini memang suatu kenisca- yaan. Karena itu, bila kita sudah punya ketetapan memilih salah satu, atau beberapa bidang disiplin ilmu, seyogyanya kita harus konsisten dengan apa yang telah kita pilih. Seyogyanya kita juga harus konsisten dalam menggelutinya agar cita2 yang telah kita tetapkan semula,linier pula dengan pendidikan formal yang  sedang,telah, kita geluti. Misalnya, awalnya kita sekolah mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Universitas dengan titel S1,S2,S3, dengan suatu disiplin ilmu tertentu. Maka bila kita sudah menjadi, kita harus konsisten dengan teori2 dari suatu disiplin ilmu yang telah kita peroleh selama dalam pendidikan.Dan ketika ada pihak lain yang menyerang kebena- ran teori2 kita,  kitapun harus bisa mempertahan- kan serangan tsb dengan argumen dari teori2 disi- plin ilmu yang telah kita pelajari, miliki...