Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 17, 2023

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Permasalahan Yang Complicated (3)

Ketegangan antara Jokowi dan Mega semakin memanas ketika Kaesang Pangarep menjadi anggota sekaligus ketua umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia). Ketegangan bahkan semakin men-jadi2 ketika PSI mendukung Prabowo, ketika Gibran sebagai kader PDIP  dipinang oleh Prabowo untuk dijadikan cawapresnya.Tetapi  Gibran tak tegas menolak pinangan Prabowo. Kejadian ini tentu membingungkan khalayak. Karena lazimnya, disuatu keluarga bila berpolitik praktis  dalam satu partai yang sama. Tapi tidak bagi keluarga Jokowi. Bila Jokowi dan Gibran sama2 anggota PDIP, Kaesang Pangarep malah memilih partai lain : PSI. Apa yang penyebab sehingga keluarga Jokowi berpolitik praktis dalam partai yang berbeda?. Begitu mungkin pertanyaan yang timbul dimasyarakat. Masyarakat semakin bingung ketika  Jokowi sebagai kader PDIP terlihat  bermain di 2 kaki. Selain mendukung Ganjar yang memang kader PDIP, Jokowi pun mendukung Prabowo.  Sebenarnya apa yang dilakukan Jokowi hal yang  waj...

Permasalahan Yang Complicated (2)

Ini sungguh permasalahan yang tidak sederhana yang tak bisa dianggap enteng. Mengapa tak sederhana? Coba kita flash back. Jokowi menjadi walikota Solo 2 periode, jadi gubernur DKI, jadi presiden yang  juga 2 periode berkat dukungan Mega , PDIP . Apakah Jokowi yang menjadi kadernya  PDIP  sudah melupakan itu? Tentu tidak.  Begitu pula ketika menjadi gubernur DKI bersama Ahok,selain didukung PDIP, juga didukung oleh Gerinderanya Prabowo dan Nasdemnya Surya Paloh. Inipun Jokowi tak akan melupakannya. Karena itu,ketika politik  Surya Paloh bersebrangan dengan pemerintahan Jokowi. Ketika Surya membentuk koalisi perubahan dengan mengangkat Anies sebagai capresnya,dan menteri2 dari Nasdem berurusan dengan KPK, Jokowi tak menempuh cara yang drastis. Namun masih tetap berkomunikasi dengan Paloh. Tetapi, dipenghujung kekuasaannya  politik Jokowi terlihat dan terkesan mendua. Bermain di 2 kaki. Disatu kaki terlihat mendukung Ganjar, tapi kaki yang satunya lagi terliha...