Postingan

Menampilkan postingan dari April 14, 2022

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Biaya Politik Yang Mahal

Sudah benarkah sistim perpolitikan di Indonesia? Jawabannya : masih belum. Kenapa belum? Karena hingga saat ini kader dari suatu partai yang ingin  maju menjadi calon legislatif biayanya mahal. Begitu pula yang ingin menjadi cabup dan cagub lebih mahal lagi. Dan bila ditanya kenapa mahal, jawabannya jelas : karena biaya logistik dan biaya promosi untuk bisa ikut dalam pemilu memang cukup besar. Mahal. Karena biayanya besar, dan partai tak memiliki dana, maka biaya untuk ikut  pemilu dibebankan kepada calon peserta. Jawaban itu benar dan logis. Karena itu calon peserta  mengikuti saja apa yang telah ditentukan disyaratkan  partainya. Calon rela keluar biaya besar karena memang begitulah keadaannya. Apa yang keliru dari sistim persyaratan itu? Apa  konsekwensinya? Yang keliru jelas, biaya untuk menjadi peserta pemilu  mahal. Sangat mahal. Konon untuk bisa menjadi caleg, cabup, dan cagub, diperlukan biaya puluhan sampai ratusan milyar.  Itu sebabnya,ada c...

Sang Pemimpin

Bagaimanakah seharusnya menjadi seorang pemimpin? Apa syarat yang diperlukan? Ini pertanyaan singkat akan tetapi jawabannya tak sesingkat dan tak sesederhana pertanyaan. Tapi agar tak terlalu rumit panjang, dan tak ber-tele2 jawabannya singkat saja. Orang berkata,pemimpin itu dilahirkan. Seperti Sukarno yang dilahirkan diwaktu menjelang fajar.  Orang Hindu percaya, Kusno, (nama  kecilnya,  karena sakit2an dirubah menjadi Sukarno).Karena lahir menjelang fajar maka dijulukilah Sukarno sebagai putera sang fajar, yang kelak akan menjadi seorang pemimpin. Benar dia lalu jadi   pemimpin. Akan tetapi,andai benar pemimpin itu dilahirkan, tentu tak 'kan serta merta dan begitu saja bisa jadi pemimpin. Diperlukan syarat, dan prasyarat lain seperti : cerdas,berilmu, berwatak pemimpin dll.                  ......... Begitu pula di RI, menjadi pemimpin nasional,selain diperlukan persyaratan seperti tsb diatas,  juga ada syarat...

Mari Berhitung

Dikelas guru bertanya. "Ali,kalau jualan modal 10 ribu dijual 9 ribu untungnya berapa ?" Ali : "rugi pak guru!" Pinter.Kamu Badu : "kalau ditengah jalan dicegat  5 preman, dan dimintai uang,akan kamu lawan?" Badu : "tidak pak guru!" Kenapa? "karena aku tak punya kekuatan dan akan kalah". Bagus, kata guru.                ........ Berhitung yang bahasa sononya disebut aljabar, aritmatika,  matematika, dan yang lebih tinggi lagi  kalkulus atau diferensial integral kalkulus, adalah merupakan pelajaran penting dalam berhitung. Bila kita tak memiliki kemampuan berhitung yang hanya  sederhana pun, maka kita akan mengalami kesulitan. Seorang pedagang kecil sekalipun, harus mampu berhitung meski hanya dalam jumlah terbatas dengan cara sederhana, agar tak menderita rugi.  Seorang isteri  harus mampu berhitung dalam membelanjakan uang yang diberikan suaminya. Bila tidak,dan bila besar pasak daripada tiang, maka keuangannya akan ...

Serupa Tapi Tak Sama.

Hampir saja terjadi dan terulang lagi peristiwa 1966 dan 1998. Kedua presiden RI kala itu yaitu Sukarno dan Suharto akhirnya jatuh setelah didemo mahasiswa dkk.  Kedua presiden itu jatuh setelah didemo secara masif, sehingga secara politik yang berkuasa pada saat itu menjadi tak berdaya. Jatuhnya bung Karno tahun 1966 dimulai :  mahasiswa berdemo dengan tertib, sambil membentangkan spanduk2 dan yel2 : bubarkan PKI,turunkan harga2 dan bubarkan kabinet Dwikora. Belum ada kata2 turunkan bung Karno. Tidak ada. Baru belakangan setelah demo makin besar dan masif, lalu timbullah kata2 : turunkan bung Karno. Dan akhirnya bung Karno pun jatuh. Adakah persamaan dari kedua demo yang dilakukan mahasiswa terhadap Sukarno 1966  dan Suharto 1998 yang pada akhirnya membuat kedua presiden itu jatuh? Jawabannya : ada. Serupa tapi tak sama. Serupa karena keduanya jatuh oleh gerakan mahasiswa dkk yang dimulai dengan tertib,tapi belakangan  dilakukan secara masif. Spanduk dan yel2 yang s...

Begja Begja ne sing lali isih begja sing eling lan waspodo

Begja Begja ne sing lali, isih begja sing eling lan waspodo. 21 tahun lamanya bung Karno berkuasa sebagai presiden.  Bung Karno yang sangat kharismatik dan  banyak mendapat  julukan dan sebutan  seperti : Putra sang Fajar, panglima tertinggi ABRI, Pemimpin besar revolusi, wali'ul Amri,Penyambung lidah rakyat Ind.presiden seumur hidup,dll akhirnya tumbang dalam keadaan yang sangat tragis. Padahal,berkat jasanya jugalah sebenarnya Indo. merdeka dan bersatu dari Sabang sampai Merauke, berbangsa  berbahasa satu bahasa Indonesia. Kala itu,tak seorangpun rakyat Indonesia.yang pernah membayangkan seorang presiden yang tampan dan piawai berpidato itu akan jatuh dengan tragis. Tapi ya apa boleh bikin, nasib dan takdir sudah menentukan demikian, sekalipun perjuangan dan jasanya untuk republik ini sangat besar. Tak terkira.                  ...... Begitu pula presiden Suharto ketika berkuasa. Dengan gayanya dan kepemimpinannya y...