Postingan

Menampilkan postingan dengan label Rekonsiliasi Gimmick Atau Dagelan?

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Rekonsiliasi,gimmick,atau dagelan? (4)

Begitulah,meski PDIP dengan 128 kursi di DPR  bisa mengusung capresnya sendiri dan maju bertarung tanpa harus berkoalisi dengan partai lain,tapi itu tak akan pernah dilakukannya.Kenapa?,karena kuatir  kalah. Untuk menambah kekuatan,PDIP lalu membuka diri se-luas2nya  terhadap partai2 lain yang ingin bergabung. Itulah sebabnya Puan Maharani yang diberi wewenang oleh Mega agar PDIP bisa meraih hattrick, intens berkomunikasi dengan partai2 lain. Disinilah realistisnya Mega.Meski banyak yang mengatakan bahwa Mega/PDIP adalah partai jumawa, sombong, tapi Mega  masih ingin berkomunikasi dengan partai2 lain untuk membentuk koalisi besar. Selain PDIP, partai besar lainpun seperti Golkar,Gerindera  tentu sangat  ingin mengusung capres dari partainya sendiri. Golkar mencalonkan Airlangga, Gerindera Prabowo . Akan tetapi karena mereka tak memenuhi presidential treyshold 20%, mereka pun terpaksa harus berkoalisi. Yang masih belum jelas dan pasti adalah Golkar. Karena A...

Rekonsiliasi, gimmick atau dagelan? (3)

Dipihak lain PDIP sebagai partai pemerintah yang sedang berkuasa sepertinya ingin sekali pemilu 2024 merupakan hattrick bagi PDIP. Dan Puan Maharani sebagai presidennya. Ini adalah impian Megawati sejak lama. Selagi masih hidup Mega ingin melihat Puan menjadi presiden sebagai trah dari bung Karno. Akan tetapi  Mega rupanya  bijak dan sadar betul akan kenyataan, setelah melihat  hasil survei yang menunjukkan :  kalau Puan memang tak memiliki elektabilitas tinggi.  Akhirnya Mega pun memutuskan Ganjarlah yang diusung, karena memang terbukti elektabilitasnya tinggi.Tak bisa dipungkiri Mega tentu sangat berat untuk mengambil keputusan ini,menentukan Ganjar sebagai penggantinya.Seperti dikatakannya sendiri : "untuk menentukan capres saya akan berkontemplasi dulu". Cukup lama juga Mega membuat jeda dan berkontemplasi sebelum membuat keputusan. Ini membuat partai2 lain jadi tak sabar, karena untuk membuat taktik dan  strategi, partai2 lain harus tahu dulu : siapa y...

Rekonsiliasi,Gimmick, Atau Dagelan? (2)

 Sayangnya Wira Wiri Surya Paloh hingga saat ini belum membuahkan hasil, meski sudah beberapa kader dihubungi, seperti Khofifah Indah Parawansa yang sekarang masih menjabat sebagai gubernur Jatim. Khofifah ketika ditanya apakah bersedia menjadi cawapresnya Anies,dengan sangat diplomatis menjawab : "Masih ingin menjadi gubernur Jatim". Padahal sebenarnya mungkin  ia sungkan oleh Jokowi karena PKB adalah juga partai koalisi pemerintah. Tampaknya,tak hanya Khofifah yang sungkan dan akan menolak terhadap tawaran Surya Paloh. Kader2 populer dari partai2 lain pun sama, akan sungkan oleh Jokowi yang popularitasnya kini 80% lebih. Inilah yang membuat Surya Paloh pusing 7 keliling. Ia tak setuju bila AHY  yang jadi cawapresnya Anies,karena selain AHY belum berpengalaman dipemerintahan, elektabilitasnya yang masih rendah sehingga kuatir akan kalah. Tapi hingga saat ini ia masih belum menemukan kader dari partai lain yang populer yang elektabilitasnya tinggi yang bisa memenangkan pe...

Rekonsiliasi,Gimmick, Atau Dagelan? (1)

Akhirnya pertemuan antara Puan Maharani (PDIP) dengan Ahy (Demokrat) terjadi juga, setelah sekian lama vacum, membeku.  Suatu momen yang tak diperkirakan, mengingat kedua partai tsb telah lama renggang - bahkan konflik pribadi - sejak terjadinya peristiwa kudatuli (kudeta 17 Juli) dimana SBY diera orde baru menjadi kasospol ABRI,PDIP masih bernama PDI. Meski pertemuan itu bukan antara ketua umum dengan ketua umum partai. Tapi lebih tepat bila pertemuan Puan- Ahy   dikatakan sebagai pertemuan mantan putera mahkota dengan mantan  putera mahkota. Karena baik SBY maupun Megawati keduanya mantan presiden. Pertemuan yang disebut juga sebagai ice breaker ini merupakan bukti bahwa meski pernah vacum dan beku, dalam dunia politik tak ada yang tak mungkin,dan  bisa terjadi  hanya karena kepentingan.  Kepentingan apa? Apa yang bisa kita baca dari pertemuan yang tak terduga ini? Pertama,tak bisa dihindari bahwa pertemuan ini terjadi karena adanya momentum dari ked...