Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 27, 2022

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Point of Reference, Unfairness, Non Gentleman

Kalau orang bertanya kota Salatiga itu terletak diutara atau diselatan, maka jawabannya adalah tergantung. Lho, kok tergantung? Ya tergantung, dimana orang itu sedang berada. Bila dia berada di selatan, maka jawaban yang harus diberikan adalah terletak  diutara. Tetapi kalau orang tsb sedang berada diutara jawaban yang tepat untuk diberikan : diselatan. Kok berbeda? Ya memang akan berbeda.  Terjadinya jawaban yang berbeda  ini disebabkan karena  point of reference yang  juga berbeda. Atau sudut pandang yang berbeda. Kalau seorang karyawan gajinya Rp.4juta/bulan dan seorang general manager rp.20 juta/bulan karyawan tsb tak bisa dan tak boleh dengki, dengan mengatakan: ini  sangat unfairness atau tidak adil. Kenapa? Karena posisi, pendidikan,  kemampuan, pengalaman, tanggung jawab  masing2  yang memang sangat berbeda. Perbedaan2 inilah sebenarnya yang bila tak disadari sepenuhnya bisa menimbulkan persepsi tentang ketidak adilan.   Seh...

Anggota DPR Yang Jumawa

Menjelang akhir pekan ini kita disuguhi informasi yang tak sedap :  Arteria yang kontroversi. Arteria, yang nama lengkapnya  Arteria Dahlan,adalah anggota komisi III DPR dari fraksi PDIP. Sebuah partai yang kini sedang berkuasa karena anggotanya di DPR terbesar, 128 orang. Tampaknya,ini bukan yang pertama kalinya Arteria kontroversi. Sebelumnya, ia pun pernah melakukan hal yang relatip sama. Dalam suatu acara talk show di televisi, Arteria sempat bersitegang dengan Emil Salim hanya karena berbeda pendapat dengan mengatakan bahwa Emil Salim adalah profesor sesat. Juga sempat menghina Kemenag di tahun 2018 dengan mengucapkan kata  bangsat. Dengan nada bicara yang tinggi dan keras Arteria sempat mengacungkan telunjuknya dan menunjuk-nunjuk Emil hanya karena berbeda pendapat. Kita tahu,Emil Salim yang kini sudah sepuh adalah selain beberapa kali mantan menteri diera Suharto,ia pun seorang ekonom yang bergelar profesor doktor, Phd lulusan dari Berkley universitas terkemuka di ...