Postingan

Menampilkan postingan dengan label #Capres

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Taken for granted. (3)

Timbul pertanyaan lagi : mengapa Prabowo sebagai seorang jenderal dan dulu rival kerasnya Jokowi kini tak malu2 berkata seperti itu sehingga terkesan  sangat  lebay ? Apakah ucapannya itu tulus, ikhlas dan murni dari lubuk hati yang paling dalam? Atau bagaimana? Tentu hanya Tuhan dan Prabowo sendiri yang tahu. Kita sebagai outsider hanya bisa menerka, menduga. Tapi bila kita rewind,  kembali melihat riwayat perjalanan politiknya yang 2x gagal jadi capres dan sekali kalah jadi cawapres, maka kita bisa berasumsi kalau Prabowo tentu telah banyak belajar dari kegagalan tsb.  Prabowo kini terlihat telah merubah strategi politiknya dalam  menghadapi pilpres 2024 : lebih kalem, lebih santuy. Berbeda dengan dulu2.  Apakah perbedaan  itu? Apakah perubahan strategi politik yang dimaksud? Prabowo yang dulu ketika kampanye pada Pemilu 2019 tampak sangat ber-api2  dan penuh emosi sehingga terkesan garang dan pemberang, (tapi kita bisa mengerti dan maklum karen...

Taken For Granted (2)

Pertanyaannya, mengapa mereka koalisi2 tsb masih belum juga menemukan cawapres dan mendeklarasikannya?  Meski capresnya sudah jelas hanya ada 3 yaitu: Anies,Prabowo dan Ganjar.Tapi kok sulit betul ya untuk bisa menentukan cawapresnya? Sebabnya sangat sederhana dan jelas: karena masing2 koalisi  ingin menang dalam pemilu pilpres 2024 nanti. Untuk itu ,tentu mereka sangat ber-hati2  dalam menentukan, melakukan langkah politiknya. Anies Baswedan misalnya. Meski Ahy sangat ngotot kepingin jadi cawapresnya, tapi tampaknya Anies sadar betul dengan kemungkinan akan kalah bila memilih, menggandeng Ahy, karena elektabilitas Ahy yang terbatas.  Selain itu,sebagai king maker, Surya Paloh pun sangat berharap bila ada partai2 lain yang akan ikut bergabung, agar koalisinya semakin kuat. Sehingga optimisme untuk menang semakin besar. Sayangnya,sudah setahun lebih tak ada satu partai pun dari koalisi pemerintah yang mau bergabung. Tentang ini sebenarnya  logis sekali, bila part...

Taken For Granted (1)

Taken for granted adalah suatu istilah yang pengertiannya : diterima dengan begitu saja. Tanpa alasan atau sebab apapun. "Pokoke wis manut wae", kalau dalam bahasa Surinamenya. Wis manut wae suatu ucapan yang sering kita dengar dalam perbincangan se-hari2 ketimbang istilah taken for granted.Wajar, karena kata wis manut wae lebih familiar dan lebih gampang diucapkan ketimbang taken for granted. Meski keduanya bahasa asing : yang satu bahasa Suriname, yang satunya lagi bahasa inggris. Lantas apanya yang taken for granted. Apanya yang manut wae? Banyak hal. Apa saja yang ditugaskan atau diperintahkan akan diikuti,dituruti dan dilaksanakan. Tanpa perlu berkata dan bertanya : ba bi bu lagi. Misalnya,dalam politik ketika bung Karno dulu sedang jaya2nya berkuasa,tapi kemudian ada pihak lain yang mencoba untuk menjatuhkannya,banyak pengikut dan pengagum bung Karno kala itu termasuk jenderal-jendral yang berkata : " Saya berdiri dibelakang bung Karno taken for granted tanpa reser...

Mari Kita Berhitung

Heran juga liat para politisi kita. Mereka itu rata2 orang pintar,berpengalaman, bahkan ada yang senior tapi sepertinya have no confidence untuk tampil bertarung. Mereka seperti tak punya kepercayaan diri. Indikasinya adalah : persiapan mereka menjelang pemilu/ pilpres terlihat pada belingsatan kesana kemari seperti cacing kepanasan.  Berkunjung ke-mana2 mencari dukungan. Padahal semua orang juga tahu kalau yang didatangi itu tentu akan menerima dan mendukungnya walau dengan penuh diplomasi dan basa-basi. Para politisi itu tentu selalu mengikuti perkembangan  hasil beberapa lembaga survei terkemuka yang datanya valid  dan menunjukkan hasil yang relatif sama. Si A elektabilitasnya sekian persen,si B,si C,si D sekian persen dstnya2. Mereka tentu  harus  mempercayainya karena survei adalah metode statistik  ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan keabsahannya. Itulah perbedaannya jaman sekarang dengan jaman dulu2 ketika teknologi masih belum sepiawai seperti s...

Jokowi Merayu Prabowo Agar Mau Jadi Cawapresnya Ganjar?

 Jokowi Merayu Prabowo Agar Mau Jadi Cawapresnya Ganjar? Tadi malam presiden Jokowi mengundang 6 Ketua umum  partai di istana termasuk Megawati tapi minus Surya Paloh. Kita semua tahu kenapa Surya Paloh  tak diundang. Selain katanya sedang berada diluar negeri,koalisi perubahan bukanlah koalisi kelompok pemerintah. Maka wajar bila Surya Paloh sebagai ketumnya Nasdem  diabaikan.  Konon katanya,pertemuan itu semacam silaturahmi lebaran. Tapi karena yang bertemu para Ketum partai,tentu bukan sekedar silaturahmi biasa.Yang dibicarakan tentu soal politik yang sekarang ini memang sedang panas2nya dibicarakan : siapa capres,siapa wapresnya ,akan  didukung oleh siapa. Bocorannya,pertemuan tadi malam itu Jokowi  merayu Prabowo agar mau jadi wapresnya Ganjar. Tapi sepertinya ini satu hil yang mustahal. Karena Prabowo selain Gerindra  posisinya sekarang dinilai semakin kuat,menjadi presiden adalah suatu keinginan yang sudah sekian lama di-idam2kannya. Secara...

Gerak Cepat Pengusungan Cawapres

Setelah PPP hari ini resmi mendukung Ganjar Pranowo sebagai capresnya PDIP, maka jumlah partai yang bergabung dalam koalisi besar menjadi tinggal 4 partai. Yaitu Golkar,Gerindera,PAN , PKB. Mendukungnya PPP kepada Ganjar sangat berkaitan dengan hijrahnya Sandiaga Uno dari Gerindera ke PPP. Yang langkah berikutnya oleh PPP Sandiaga Uno akan diajukan ke PDIP sebagai cawapresnya Ganjar.  Koalisi besar bila dikurangi oleh koalisinya KKIR yaitu Gerindera dan PKB  ,maka praktis tinggal 2 partai yaitu Golkar dan PAN. Karena Gerindera dan PKB telah membuat piagam kerjasama koalisi. Pertanyaannya, dengan mendukungnya PPP kepada Ganjar Pranowo, masih mungkinkah Airlangga Hartarto bermimpi bisa menjadi capres?  Begitu pula cak Imin,akan tetapkah menjadi cawapresnya Prabowo seperti yang telah disepakati  Gerindera - PKB yang tertuang dalam piagam kesepakatan. Tampaknya apa yang telah diperkirakan pengamat bahwa KIB akan bubar dan koalisi besar tak akan terbentuk, setelah PPP men...

Perlukah Anies Lanjut Sebagai Capres?

 Sudah bisa diterka peta politik yang akan terjadi setelah PDIP menetapkan Ganjar sebagai capres. Teka-teki yang selama ini sangat di-tunggu2 oleh partai lain,kini jelas sudah. Ada 2 kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan pertama adalah akan adanya 3 poros capres yang akan bertarung :  Poros Ganjar, poros Prabowo dan poros Anies Baswedan. Poros Ganjar, karena Prabowo tak ingin menjadi cawapresnya Ganjar , maka kemungkinan besar Ganjar akan bersanding dengan Sandiaga Uno yang telah kita kenal memiliki banyak pelor (baca : fulus). Barangkali juga PAN akan merapat ke PDIP karena sebelumnya PAN telah menyatakan mendukung Ganjar sebagai capres. Dengan bergabungnya PAN dan PPP ke PDIP, maka kekuatan kursi di DPR poros Ganjar  191. Dengan hijrahnya PAN dan PPP ke poros Ganjar, maka partai yang tersisa di KIB tinggal Golkar ,Gerindera dan PKB .  Tapi meski kedua partai itu (Gerindera dan PKB) telah memenuhi PT 20%, tentu masih sangat mengharapkan adanya partai lain yang ...

Mengukir Langit Membelah Samudra (2)

Lantas apa dan bagaimana selanjutnya kemungkinan yang akan terjadi? Kemungkinannya,baik Koalisi Perubahan, KIB ,KKIR maupun Koalisi besar akan pecah dalam bentuk sempalan bahkan mungkin bisa ber-keping2. Misalnya KIB, Bisa saja Airlangga jadi capres,cawapresnya Zulkifli Hasan dan Zul akan mengalah karena Golkar kursinya di DPR 88,PAN hanya 44. Kedua partai itu bila berkoalisi sudah bisa mengusung capres/cawapres karena jumlah kursinya 132. Melebihi PT 20%.  Bahwa elektabilitas keduanya rendah,itu soal lain. Lalu KKIR, Prabowo bisa jadi capres dan cak Imin cawapresnya karena total kursi di DPR 136. Juga lolos dari PT. Tapi apakah Prabowo mau? Kalau mau cawapresnya cak Imin dari dulu tentu sudah deklarasi. Bagaimana dengan PDIP? Ini cerdiknya Mega. Menunggu jaga muntah.PPP yang kecewa tak bisa jadi cawapres di KIB yang kini didatangi Sandiaga Uno kemungkinan besar PPP akan bergabung ke PDIP. Oleh Mega, karena Sandiaga dokunya tebel ,juga cukup populer,mungkin akan  dijadikan...

Koalisi Perubahan: Teka-teki Atau Misteri

Perkembangan terakhir,koalisi perubahan menurut Sudirman Said juru bicara koalisi perubahan : kini koalisi perubahan telah memiliki kantor di Kebayoran baru Jakarta, yang dipinjami oleh temannya Anies Baswedan. Ditempat itu pulalah didirikan sekber Koalisi Perubahan yang kini berubah nama menjadi Koalisi Perubahan Persatuan (KPP). Sekaligus juga merupakan tempat untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan administrasi pemilu.  Selain itu KPP juga telah membuat piagam yang isinya ke 3 partai koalisi, Nasdem, PKS  dan demokrat telah menandatangani MOU yang menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan sebagai capres. Perkembangan barukah ini bagi koalisi perubahan? Sangat pentingkah? Tidak bila dilihat dari segi tempat dan piagam. Karena substansinya belum,kantor bisa dengan mudah dimana saja.Yang jelas baru sebatas sepakat mendukung Anies menjadi capres,tapi belum menyebutkan cawapresnya.Justru itulah sebenarnya yang terpenting. Bila Sudirman Said mengatakan keti...

Akankah Anies Baswedan Jadi Capres? (3)

Padahal bila kelompoknya  berkuasa, belum tentu bisa sebaik kelompok yang ditumbangkan. Bahkan mungkin bisa lebih korup,lebih buruk lagi dari pemerintahan yang sekarang. Namun meski begitu, kelompok yang ingin menumbangkan tak pernah malu2 dan tak sungkan untuk menghina, menghujat , memfitnah kelompok yang berkuasa. Dengan dalih demokrasi dan hak kebebasan berbicara.  Dari sini bisa dinilai bahwa Indonesia sebagai negara berkembang baik para politisi maupun warganya memang  masih dalam tahap ke-kanak2an, belum dewasa dalam cara berpikir dan bernegara.                                      * Kembali kemasalah belum terbentuknya koalisi perubahan secara deyure dan defacto. Tampaknya memang ada beberapa sebab yang menjadi ganjalan. Seperti telah diketahui,baik Demokrat maupun PKS ,dengan argumennya masing2 memang menghendaki agar dari partainyalah cawapres disandingkan dengan Anies,...

Akankah Anies Baswedan Jadi Capres ? (2)

Tentu yang dibicarakan banyak seperti : siapa yang akan jadi cawapresnya? Bagaimana power sharring antar anggota partai koalisi? Bagaimana tentang logistik pemilu,mahar, bagi anggota koalisi yang mengalah? dll.  Tapi sebelum menelaah lebih lanjut ada baiknya kita bertanya : apa sebab orang banyak  yang mendukung dan meng-elu2kan agar Anies jadi presiden. Jawabannya sederhana : karena Anies memiliki terminologi sebagai antitesis  tentang perubahan,yang tentu saja akan berbeda dengan kelompok established, kelompok yang sudah mapan. Pertanyaan berikutnya, kenapa selalu ada kelompok yang menghendaki perubahan? Jawabannya juga sederhana : mereka yang belum exis dan mapan,yang tak berkuasa dan tak memiliki cuan yang merasa dirugikan oleh situasi yang sedang terjadi,tentu akan sangat menghendaki perubahan. Sementara yang yang sudah settle,mapan dan yang sedang menikmati keuntungan karena sedang berkuasa tentu akan menghendaki statusquo, karena sudah merasa nyaman dan diuntungkan...

Akankah Anies Baswedan Jadi Capres? (1)

Sebetulnya,apa yang sedang dilakoni Anies Baswedan sekarang ini masih dalam tahap bacapres belum capres. Dalam semantik bahasa,ada perbedaan yang sangat mendasar antara : bacapres dengan capres. Bacapres singkatan dari bakal calon presiden,sedangkan capres singkatan dari calon presiden yang bisa bertarung dalam pilpres. Selanjutnya bila terpilih dalam pilpres pemilu 2024, dan setelah dilantik baru resmi jadi presiden. Akan tetapi umumnya orang menyalah artikan tentang kedua kata tsb. Bahkan pelakunya sudah sangat berbangga hati ketika baru memperoleh predikat bacapres. Padahal caprespun belum, apalagi menang dalam pertarungan pilpres hingga terpilih dan resmi jadi presiden. Heboh dan viral tentang Anies menjadi bacapres orang lalu banyak berdebat : apakah Anies kelak akan resmi jadi capres atau malah layu sebelum berkembang dan gugur ditengah jalan?. Adalah Hasan Nasbi pendiri dari lembaga survei Cyrus network, setelah berdasarkan pengamatannya, berani saling bertaruh kendaraan Alphard...

Lawakan Cak Imin

Saat ini yang punya perwakilan di DPR ada 9 partai. Sementara Golkar, PPP dan PAN sudah membentuk koalisi Indonesia bersatu (IB). Diperkirakan Demokrat akan berkoalisi dengan PKS, tapi perlu 1 partai lagi karena hanya 104 kursi, masih belum memenuhi syarat untuk presidential treyschold. PDIP mungkin berkoalisi dengan Gerindra. Yang masih teka teki adalah Nasdem dan PKB, akan berkoalisi dengan siapa? Koalisi IB  mencapai presidential treyschold (PT )20% jadi sudah bisa mengusung capres dan cawapresnya karena sudah memiliki 148 kursi Yang dibutuhkan oleh PT hanya 115 kursi.Dengan demikian, kemungkinan akan ada 3 poros peserta pemilu,tiga capres dan cawapres. Tapi koalisi IB ibaratnya, mereka sudah menikah  belum menentukan maharnya. Sudah berkoalisi tapi belum membahas siapa capres dan cawapresnya. PDIP bila mengacu pada perjanjian Batutulis dan diplomasi nasi goreng, bila berkoalisi dengan Gerindra, mencapai 208 kursi. Juga sudah bisa mengusung capresnya. Bahkan tanpa Gerindra ...

Ojo Kesusu

 Ojo kesusu, (jangan terburu-buru) kata Jokowi ketika memberikan sambutan pidatonya dalam pertemuan  dengan buzzer Projo (pro Jokowi) di Magelang kemarin ini. Jokowi mengatakan,agar Projo tidak terburu2  mendukung capres yang akan diusung oleh PDIP karena selain waktunya masih lama,juga belum ada kepastian siapa capres dan cawapres yang diusungnya dalam pemilu 2024, meski kandidatnya sudah ada. "Bisa saja capresnya sudah ada disini",kata Jokowi yang disambut dengan sorak sorai  teriakan hadirin : Ganjar...Ganjar...Ganjar !! Ganjar memang tampil dan duduk diacara tsb. Disinilah ke-khasannya Jokowi. Sangat teliti dalam mengkalkulasi peta kekuatan politik, tidak grasa-grusu dan segala sesuatunya dipertimbangkan dengan strategi yang cantik. Tampaknya, pilpres 2024 nanti akan lebih seru dan complicated dibanding dengan pilpres 2019 lalu. Ini disebabkan, selain masa jabatan Jokowi akan berakhir, akan ada beberapa tokoh yang akan tampil. Seperti : Prabowo  yang sudah 4...