Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 28, 2023

Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Politik Menghalalkan Segala Cara?

Kata politik adalah abstrak. Yang kongkrit adalah politikus. Pelakunya,manusianya. Tapi politik meski abstrak sangat diperlukan. Sebab tanpa adanya politik tak akan ada pemerintahan. Siapa yang akan jadi pemimpin seperti:  presiden,menteri,gubernur,bupati,anggota DPR bila tidak ada politik. Mereka mesti ada yang mengusulkan, mengangkat. Tanpa ada yang mengangkat tak mungkin bisa ada mereka. Yang mengangkat orang lain (baca: rakyat). Kegiatan itu adalah politik. Politik adalah seni, kemungkinan untuk bisa mencapai sesuatu. Idealnya untuk bisa mencapainya sebaiknya harus dengan etika,dengan nilai moral yang baik, dengan adab, bahkan harus dengan cara, perilaku yang santun. Itulah perilaku politik yang baik. Tapi faktanya politik hanya bermaksud untuk bisa mencapai,memperoleh jabatan, kekuasaan. Apapun bentuknya,bagaimana pun caranya. Yang penting tujuan tercapai. Dengan cara seperti ini politik menjadi kotor dan punya konotasi yang tidak baik. Sering kita mendengar orang berkata: jan...

Invisible Hand

Harga2 kini terus merangkak naik. Terutama kebutuhan pokok hidup se-hari2. Data BPS tentang inflasi tak sesuai dengan fakta dilapangan. Berbeda. Harga ayam dan telur sampai sekarang belum turun2. Telur yang sebelumnya 20-25 rb/kg,kini 35rb. Ayam yang  dari 25 rb sekarang bertengger di 40rb. Kentang dari 14rb sekarang 20 rb. Kasihan ibu2 yang biasa belanja tiap hari.Anggarannya tekor. Kenaikan ini salah siapa?. Bukan retailer. Mereka,pengecer,sangat tergantung pada mafia. Dalam skala yang lebih kecil mereka disebut tengkulak.  Merekalah sebenarnya yang pegang peranan soal harga. Bukan pengecer. Pengecer bisanya  hanya mengikuti,tak bisa berbuat banyak. Apalagi konsumen. Bisanya cuma ngomel, ngedumel. Mengeluh. Tapi kejadian seperti ini kesalahan ada dimana? Siapa yang salah? Dengan cepat dan gampang orang bilang di tengkulak. Mafia. Betul,namanya juga mafia,ya memang begitu. Kalau  ada peluang akan selalu begitu.  Tapi sebetulnya kesalahan tidak hanya pada mafia ...