Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Pengalaman Membuka Youtube (2)

 Pengalaman membuka youtube.     (2)

Akan tetapi,bila kita sembarangan membuka  YouTube , asal buka dan lihat tanpa tujuan yang jelas (tanpa melakukan seleksi terlebih dulu), maka kita akan melihat : begitu banyak dan deras konten sampah yang berserakan  di YouTube.

Ini bisa terjadi,karena tak seperti live streaming, YouTube mungkin tak memiliki filter, mana konten yang layak dan pantas untuk dimuat ,dan mana yang tidak meski konten sama sekali tak memiliki nilai edukasi .

Ini terlihat dan seringkali kita temui di YouTube juga di tiktok, diberbagai konten baik itu jenis hiburan,entertainment, politik,agama,dll yang tampaknya konten tsb diposting uncensored.

Konten dibidang politik misalnya,selain narasinya   yang rata2 memancing polemik,juga disertai dengan kata2 yang tak elok.Redaksi naratornya pun seringkali ngawur. 

Sehingga yang terjadi : materi yang dikemukakan oleh narator, tak sesuai dengan judul. Alias mensana in corpore sano. Judulnya kesana materinya kesono. 

Biasanya,konten seperti itu bersifat spekulatif dan hanya mencari sensasi, sekedar untuk menarik perhatian agar memiliki viewer.Padahal,channel seperti itu kemungkinan untuk selanjutnya tak akan memperoleh trust dikalangan nitizen.

Berbeda dengan konten talkshow, yang nara sumbernya tampil secara visual  sekaligus dengan mengutarakan pendapat dan informasinya secara verbal.

Talkshow seperti ini akan lebih memberikan trust kepada nitizen karena informasi diperoleh dari tangan pertama, ketimbang  melalui narator yang selain merupakan tangan kedua,seringkali ngawur.

Dibidang entertainment kita juga melihat para selebriti yang acapkali memperlihatkan mobil2 dan rumah2 mewahnya seharga puluhan milyar yang seharusnya tak perlu mereka tampilkan.

Karena hal2 seperti itu selain memperlihatkan kesenjangan sosial,juga akan menimbulkan kecemburuan sosial, terutama bagi kalangan masyarakat kismin yang jumlahnya masih sangat banyak direpublik ini.

Begitu pula dibidang agama. Seringkali diperlihatkan adanya tokoh2 agama yang menggunakan dan memanfaatkan YouTube sebagai media provokasi. Menggiring opini dengan konten2 yang keliru bagi ummatnya.

Sehingga yang terjadi timbulnya polemik yang tak berdasar dikalangan sesama tokoh yang  bisa mengakibatkan terjadinya perpecahan dikalangan ummat.

                   *

Overall, YouTube selain merupakan media informasi yang cepat mudah dan murah  (berbagai informasi bisa kita peroleh), sekaligus juga bisa dijadikan alat media untuk spekulatif dan provokatif.

Ini bisa terjadi karena konten2 yang ada di YouTube disebabkan  uncensored .Sehingga bisa dimanfaatkan oleh para opportunity juga oleh para kaum milenial. 

Karena itu dengan adanya google dan YouTube selain semakin heterogennya informasi, pupus jugalah minat para kaum milineal untuk bisa memperoleh ilmu melalui buku. Karena membaca buku akan melelahkan ketimbang membuka google dan YouTube yang sangat  mudah.

                 *

Lanjut

Pengalaman Membuka Youtube. (1)

Pengalaman Membuka Youtube. (2)

Komentar