Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

DUDUK PERKARA (4)

Perlukah paradigma nasional?                    

Sepertinya sampai disini menarik untuk dibahas dan ditelusuri - meski secara awam : mengapa sampai terjadi begitu? (yang lalu).

Sejak jaman dahulu kala,meski masih jaman batu dan masih primitif pun sepertinya orang2 yang merasa dirinya pintar sudah memiliki naluri kekuasaan dan sudah mengerti bagaimana caranya untuk bisa meraih kekuasaan.

Jauh sebelum adanya teori Trias Politika Montesque,barangkali orang sudah mengenal apa itu artinya kekuasaan dan kenapa orang harus berkuasa.

Orang juga sudah paham bahwa untuk bisa memiliki segala hal yang diinginkan, dibutuhkannya, diperlukan suatu kekuasaan.

Salah satu teori yang ditemukan adalah : untuk bisa berkuasa orang harus memiliki kekuatan.

Dan agar bisa memiliki kekuatan orang harus menguasai massa.

Selanjutnya orang  menemukan ide bahwa untuk bisa menguasai massa diperlukan suatu cara agar bisa meyakinkan sekaligus  mengikat orang lain. Cara itu adalah : ajaran, yang kemudian dicreate menjadi suatu paham.

Paham inilah yang kemudian oleh orang yang ingin berkuasa diolah dan dipelajari,bagaimana caranya agar suatu ajaran atau paham  bisa meyakinkan orang lain dan bisa meresap kedalam hati sanubari, bahkan masuk, merembes  ketulang sumsum.

Bila ini telah terjadi,maka secara perlahan-lahan akan tumbuh fanatisme didalam diri yang juga akan sangat kokoh dan tak mudah  di-koyak2 oleh orang lain. Ajaran atau paham yang kokoh dan tak mudah di koyak2 oleh orang lain itulah yang kemudian dinamakan sebagai dogma. 

Bila sudah sampai ketitik ini maka sangat mudah bagi orang2 yang ingin memiliki kekuasaan mengendalikan orang lain,dan  memiliki massa.  

Ibarat kerbau yang dicocok hidung, massa pun akan manut dan taat saja akan apa yang dikatakan sang penguasa. Karena paham atau ajaran yang  ada dalam dirinya yang sudah mengkristal,sehingga sulit bagi orang lain untuk mengotak-atik paham yang dianutnya karena memang sudah tumbuh menjadi fanatisme didalam dirinya.

Sebagai suatu paham atau ajaran, fanatisme sebenarnya positip karena fanatisme akan membuat orang menjadi tegak lurus akan ajaran, paham yang dianutnya.

Sayangnya,fanatisme yang tegak lurus itu bisa dimanfaatkan oleh sang penguasa untuk hal2 yang negatip dan tak terpuji.................

More

DUDUK PERKARA (1)

DUDUK PERKARA (2)

DUDUK PERKARA (3)

DUDUK PERKARA (4)

DUDUK PERKARA (5)

Komentar