Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Konsekwensi Logis

Konsekwensi logis bisa diartikan :  suatu tindakan atau perbuatan apapun yang kita lakukan, secara logika dan otomatis akan selalu membawa  resiko. 

Misalnya : bila berlayar menangkap ikan di laut, akan beresiko suatu saat akan terjadi gelombang. Ombak yg dahsyat,yang besar kemungkinan kita akan terhempas olehnya. 

Dalam berumah tangga ketentuannya, seorang suami harus  memberi nafkah kepada isterinya. Dan itu adalah resiko yg harus diterima oleh seorg suami. Suka  tidak suka. Atau, bila berjualan membuka toko atau warung. Kita harus selalu stand by ditempat jualan melayani pembeli, dstnya dstnya.

Singkatnya,perbuatan atau tindakan apapun yang kita lakukan akan selalu membawa resiko. Itulah konsekwensi logis  dlm menempuh kehidupan.

Karena itu, sebelum melakukan sesuatu kita hendaknya sudah bisa meneropong apa resiko yang akan kita alami sebelum melakukan sesuatu.

                   *

Dalam situasi pandemi corona yang berkepanjangn pemerintah telah menghadapi suatu situasi yang sangat sulit dan dilematis. Karena pandemi corona selain bisa mengakibatkn kematian secara massal, juga berdampak ekonomi yang sangat dahsyat.

Bila pemerintah abai menanggulangi, selain resiko tsb diatas, juga pemerintah akan dicaci maki karena dianggap sdh tak memperhatikan keselamatan rakyatnya. Karena itu pemerintah kemudian melakukan upaya penyelamatan terhadap rakyatnya dengan berbagai daya dan cara.

Selain memberlakukan protokol kesehatan juga memberikan bansos dalam bentuk sembako maupun bantuan langsung tunai (BLT) kepada rakyatnya.

Sekalipun dana untuk itu diperoleh dalam bentuk  loan dari negara lain.

Sampai disini langkah yang telah dilakukan pemerintah tampaknya tak salah. Sebagai pemerintah yg bertanggung jawab terha- dap keselamatan rakyat- nya, apa yang dilakukan- nya tidaklah keliru.

Namun ada satu hal yg memang sedang terjadi dalam kehidupan manusia khususnya di republik ini yaitu : akhlak dan moral yang berantakan. 

Inilah sebenarnya kendala utama dan terbesar serta terdahsyat di republik ini yg sedang dialami  pemerintahan Jokowi.

Tapi Jokowi tetap dan konsisten  melakukan kebijakan yang memang harus dilakukan oleh pemerintah demi keselamatan rakyatnya.

Sejak awal,saya sebagai orang awam sudah bisa memprediksi kebijakan bansos dan BLT akan mendapat hambatan dan masalah yang sangat serius mengingat akhlak dan moral bangsa ini yg memang sudah berantakan.

Dan seperti yg telah saya kemukakan dalam tulisan yang lalu,apa yg telah terjadi (korupsi yang dilaku- kan Mensos) selain sgt  besar kemungkinannya terjadi,( itu baru yang ketahuan, ) yang terdeteksi oleh KPK.Belum lagi yang tak terdeteksi KPK.

Besar kemungkinan juga terjadi di instansi2 lain.

Pertanyaannya : anehkah atau luar biasakah kejadi-an itu? Bagi saya tidak.

Karena,sekalipun awam saya sudah memprediksi hal seperti ini pasti akan terjadi.

Tapi sekali lagi,Jokowi memang tak punya pili- han lain selain melaku- kan kebijakan memberi- kan bansos sembako dan BLT.

Dan kejadian seperti itu adalah  konsekwensi logis pemerintah, dari suatu bangsa yang moral dan akhlaknya ambruk.

oleh : Tek Ko Seng

Komentar