Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Jalan Pagi Dipasar Kaget (1)

Kemarin ini kita sekeluarga berangkat ke Bandung. Saya,isteri,anak,mantu dan cucu, Sabtu sudah berada disana,bertemu dengan sanak saudara.

Sudah jadi kegiatan rutin setiap 3 bulan sekali kami ke Bandung,dan berkumpul dengan sanak saudara. Dalam rangka silaturahim,menjaga hubungan persaudaraan agar tetap harmonis antar sesama keluarga.

Di-tengah2 suasana  yang semakin modern, dimana budaya individualistis semakin kental,hubungan sosial sesama manusia harmonisasinya semakin luntur,saya pikir, at least,  pertemuan antar sesama saudara dan keluarga menjadi suatu keharusan.

Untuk mencairkan ikatan persaudaraan yang bila dibiarkan dan terabaikan barangkali akan semakin luntur dan membeku. Ditengah hiruk pikuknya situasi sosial yang berjalan begitu cepat,se-olah2 tak terkendali, baik kesibukan dan permasalahannya, bertemu dan berkumpul dengan sesama saudara barangkali merupakan escape mechanism, sebagai salah satu solusi yang positip untuk bisa mencegah terjadinya individualistis 

Begitulah,hari itu kita bertemu dan berkumpul dengan sesama saudara dan keluarga dalam suasana yang ceria dan gembira. 

Meluapkan rasa kangen,  melepas kerinduan, karena jarangnya  bertemu bertatap muka  disebabkan kesibukan masing2,dan jarak masing2 yang relatif jauh. 

                   *

Keesokan harinya,Minggu pagi,seperti kebiasaan dan merupakan rutinitas, saya jalan pagi,olah raga menjaga stamina tubuh. Pagi itu saya berjalan menelusuri jalan raya alternatif yang tak begitu jauh dari lokasi rumah saudara, dimana para pedagang kaki 5 sudah siap menjajakan barang dagangannya masing2.

Saya sengaja berjalan agak lambat sambil menengok dan melihat2 para pedagang kaki 5 yang masih menata barang2 dagangannya.

Mereka semua berjualan dipinggir jalan raya alternatif yang tak begitu lebar,sementara lalu lintas kendaraan sepeda motor dan mobil berlalu lalang tak henti2, nyaris menyerempet peserta jalan kaki yang lalu lalang  yang akan berbelanja.

Barangkali karena situasi seperti inilah - dimana kendaraan lalu lalang tiada henti, dan bisa menyerempet para pejalan kaki - sehingga, tempat dimana para pedagang kaki 5 berjualan setiap minggu pagi itu dinamakan pasar kaget.

Saya melihat begitu tekun dan telatennya mereka menata barang dagangannya. Dimulai dari menggelar tikar yang dilapisi  kertas koran atau alas lainnya seadanya, mereka dengan tabah dan sabar melakukannya tanpa sedikitpun terlihat kesal 

diwajahnya. Padahal bila kita....................

Komentar