Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Teropong Bukan Asal Ngomong (2)

Untuk capres papan atas mereka adalah : Prabowo, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.  Karena ke 3 orang inilah yang sampai hari ini terlihat ekspektasinya  tinggi dan berimbang. 

Bahkan menurut hasil survey SMRC (Saiful Mujani Reaserch and Consulting) yang terakhir, ekspektasi Ganjar sudah menyalip Prabowo.

Sedangkan papan bawah adalah Puan Maharani, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, AHY, Airlangga Hartarto, Risma Marini, dan Muhaimin Iskandar.

Kemungkinan besar merekalah yang akan mendampinginya menjadi cawapres, karena ekspektasi mereka sampai hari ini masih kecil. Prabowo oleh Gerindra sudah resmi dideklarasikan untuk maju sebagai capres meski  belum langsung diutarakan oleh Prabowo.

Begitu pula Anies sudah dideklarasikan oleh relawannya. Dan seperti halnya Prabowo, Anies pun belum langsung mengutarakannya, meski akan didukung oleh Surya Paloh, kelompok 212 dan PKS.

Ada beberapa hal yang menarik pada konstelasi politik di 2024 nanti. Bila menangnya Anies dulu menjadi gubernur DKI  selain didukung oleh Prabowo, kelompok Islam dan partai PKS, akan tetapi dipilpres nanti Anies akan berhadapan dengan Prabowo sebagai rivalnya. Kecil kemungkinan Prabowo akan bisa berpasangan dengan Anies. Karena selain dua2nya kepingin jadi presiden,kelompok 212 pun kemungkinan tak akan mendukungnya bila disampingnya ada Prabowo. 

Akan halnya Prabowo yang pada pilpres 2019 didukung oleh kelompok 212, tampaknya tak akan mendapat dukungan lagi di pilpres 2024. Karena kelompok 212 merasa sakit hati telah dikhianati. Mereka, 212, akan pindah mendukung Anies. Inilah tampaknya yang akan menyulitkan Prabowo dalam pertarungan nanti. 

Karena selain jumlah mereka cukup besar, mereka, kelompok 212, dengan sisa kekuatannya tampaknya akan all out mendukung Anies, yang akan dikendalikan oleh juragannya yang kini sedang menginap di hotel  prodeo. 

Kemungkinan besar bila Anies menang mereka akan mengendalikan Anies, seperti halnya ketika mendukung Prabowo di pilpres 2019. Dan juragannya pun akan bisa segera chek out dari hotel prodeonya. Dengan demikian,pilpres 2024 akan kembali diwarnai dengan riuhnya kelompok identitas, yang kita semua tahu berdasarkan pengalaman apa yang telah terjadi di pilpres 2019 lalu adalah terjadinya polarisasi, sehingga masyarakat Indonesia.terbelah menjadi 2.

Beruntung,kala itu Jokowi cerdik dan mengajak Prabowo bergabung ke pemerintahan dan Prabowo pun mau, sehingga tak terjadi ekses serius yang berkelanjutan.Tak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila Prabowo tetap menolak bergabung.

Namun,apabila Ganjar yang akan menang dan terpilih sebagai presiden, kecil kemungkinannya ekses akan terjadi.Karena Ganjar dari PDIP berbeda paham dengan 212.

Akan halnya Prabowo, tak akan mudah memperoleh dukungan dari PDIP bila tak berpasangan dengan Puan Maharani, dan harus mencari koalisi partai lain yang akan mendukungnya  karena Gerindra sendiri tak memenuhi ketentuan presidential treshold.

Inilah yang akan menyulitkan Prabowo karena ekspektasi Puan sampai hari ini masih tetap rendah.Sementara bagi Mega: pasangan Prabowo-Puan tampaknya harga mati, karena Mega sangat ingin pemerintahan dilanjutkan oleh trahnya bung Karno.

Bila ini terjadi,(Prabowo tak yakin menang bila berpasangan dengan Puan), dukungan PDIP akan beralih ke Ganjar,  dan akan berpasangan dengan Puan. Anies tetap akan berhadapan dengan Prabowo dan Ganjar.

Lantas apa kabar dengan gagasannya Mohamad Qodari JokPro (Jokowi-Prabowo) 3 periode,yang kempes ditengah jalan?

Sepertinya masih pada posisi wait and see, sambil menunggu amandemen dan situasi yang tepat untuk muncul dan bisa berperan.  Bila para capres ternyata deadlock memperoleh dukungan partai, dengan perhitungan akan kalah, (apalagi bila terulang lagi politik identitas),maka ide JokPro akan ditawarkan.

Begitulah sekilas teropong yang bukan asal ngomong kali ini. Tentu saja teropong ini hanya berdasarkan warna dan data politik yang terjadi sampai hari ini. Tak tertutup kemungkinan akan terjadinya miracle yang bisa mengejutkan, karena memang dalam politik segala hal bisa terjadi termasuk last minute. 

Seperti Mahfud MD yang pada 2019 batal jadi wapres hanya dalam hitungan menit,karena kemudian digantikan oleh Ma'ruf Amin.*

Komentar