Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Ambigu

Meski jarang kita dengar tapi istilah atau  kata2 yang ambigu sering digunakan dalam suatu debat atau diskusi. Pengertian kata ambigu adalah : bias, sesuatu yang tidak jelas dan bermakna ganda, sehingga bisa diartikan atau ditafsirkan macam2. 

Kata2 yang bernada ambigu biasanya digunakan oleh orang2 politik,karena selain debat dan diskusi itu  memang ranahnya para politikus,mereka juga sangat senang sekali dan habit  bermain dengan kata2  bias,yang  "abu2" sehingga suatu kalimat atau ucapan bisa diartikan macam2.

Karenanya,ambigu yang sebagai suatu frasa maknanya tidak jelas dan memiliki berbagai macam penafsiran  merupakan modal bahkan "senjata" bagi para politikus dalam berkomunikasi.

Ini tentu dimaksudkan, agar bila terjadi suatu perdebatan dengan pihak lain dan kepepet, mereka sudah memiliki cara untuk berkelit. Kita sering mendengar bila sudah tersudut  politisi lalu bicara : bukan begitu maksudnya.....begini......

Bukanlah suatu hal yang aneh bagaimana bila para politisi bicara. Selalu sangat tidak jelas, mengular, ngambang dan tak pernah to the point. Selalu saja ber-putar2, ngelantur ke-mana2, sehingga jawabannya sangat membingungkan bagi yang mendengarnya.

Karena itu,dulu,ketika Subandrio,waperdam diera bung Karno diadili dalam sidang Mahmilub (Mahkamah militer luar biasa),Hakim menegaskan agar Subandrio hanya boleh menjawab ya atau tidak .

Subandrio tak diijinkan menjawab pertanyaan dengan bicara panjang lebar, karena begitu pandainya Subandrio bicara sehingga membuatnya para hakim pusing.

Begitulah dalam kehidupan se-hari2 seringkali kita melihat hal2 yang ambigu yang bagi orang2 biasa tentu sangat membingungkan.

Misalnya seperti  yang terjadi di pengadilan. Sering kita mendengar keputusan hakim yang  ambigu. 

Bila dipengadilan Jakarta pusat  seorang terdakwa telah dinyatakan bersalah, dan divonis dengan hukuman 3 tahun penjara. Tapi ketika terdakwa naik banding di pengadilan tinggi  bisa divonis bebas karena dinyatakan tak terbukti bersalah.

Contoh ambigu yang paling mutakhir ialah tentang undang2 Cipta kerja. Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa u.u.Cipta Kerja cacat hukum,karenanya harus dibatalkan.

Akan tetapi oleh MK pemerintah masih diberi waktu selana 2 tahun untuk memperbaikinya.

Keputusan MK ini jelas ambigu.

Pertanyaannya : bila u.u.Cipta Kerja yang baru dibatalkan, dan u.u. yang lama telah dicabut, u.u. yang mana yang akan dipakai?

Mengingat,u.u.lama yang sudah dicabut tak bisa digunakan lagi kecuali dibuat dan diundangkan kembali oleh DPR dan pemerintah.

Contoh lain : adanya demo besar2an. 

Dengan dalih aksi damai dan menjaga keutuhan NKRI, tapi nyatanya anarkis,mengecam,dan  ingin menggulingkan pemerintahan yang sah.

                *

Komentar