Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Sebuah Premis

Suatu karya seni yang baik adalah yang bisa membuat orang  bertanya2. Tak mudah diterka atau ditebak : bagaimana endingnya dan apa sebenarnya inti, makna dari karya tsb.

Buku2 karangan Dostojevsky Karamazov, "The Stranger" nya Albert Camus, drama2 kontemporer seperti : "Piiiiiiiiip", "Bip Bop" dan film2 karangan Alfred Hitchcock adalah karya seni yang tak mudah dimengerti, diterka dan diketahui endingnya. 

Kenapa? Bila mudah diterka,karya tsb dinilai tak  berbobot, akan terasa ringan,karena mudah dicerna karena tak menimbulkan surprise. Akan terasa biasa2 saja, dan tak membuatnya aneh karena tak ada yang luar biasa. Bahkan mungkin karena tak ada sesuatu yang aneh dan  luar biasa,akan terasa hambar karena tak ada surprise. Sedangkan sesuatu yang aneh,yang  tak biasa akan menimbulkan  tanya, mungkin juga takjub, karena endingnya yang tak bisa diterka,dicerna.

                   *

Kehidupan manusia  tak ubahnya dengan suatu karya seni.Karena suatu karya seni sebenarnya adalah  prototipe dari  kehidupan manusia.  Bahkan secara sederhana kita bisa mengatakan benda2 yang dibuat manusia pun seperti : komputer,sepeda motor, mobil,sebenarnya adalah prototipe, hasil plagiat dari wujud manusia. Bila manusia memiliki otak yang bisa menggerakkan  tangan dan kaki,komputer pun memiliki procesor dan keyboard yang bisa menggerakkan huruf2 menjadi tulisan,gambar.

Bila manusia memiliki mata,indera dan suara, sepeda motor dan mobil pun memiliki lampu,kaca spion klakson dan suara. Namun,apapun persamaan dan perbedaannya,keduanya baik manusia maupun benda2 itu, tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi nanti, kelak dikemudian hari. Sekalipun keduanya sama2 memiliki software didalam dirinya.

Ini disebabkan,karena keduanya tak memiliki software "indera" yang bisa mendeteksi dan mengetahui apa yang akan terjadi nanti,kelak dikemudian hari.

Bila manusia ada yang memiliki indera ke 6,yang katanya bisa mengetahui apa yang akan terjadi  nanti,kelak dikemudian hari,itu hanyalah sekedar me-raba2,perkiraaan saja. 

Tak bisa dipastikan kebenarannya.

Inilah salah satu ketidak sempurnaan manusia. Bisa membuat dan menciptakan sesuatu akan tetapi dirinyapun  tak mampu melihat dan mendeteksi apa yang akan terjadi nanti,kelak dikemudian hari.

Apakah ketidak mampuan melihat dan mendeteksi apa yang akan terjadi nanti,kelak dikemudian hari itu memang merupakan kelemahan manusia?

Barangkali iya. Tapi barangkali juga tidak. Sang Pencipta alam semesta mungkin sudah meng-create nya dan menentukannya begitu. Seperti juga suatu karya seni yang bila endingnya sudah bisa diprediksi  tak akan terasa aneh dan tak bermakna sehingga terasa hambar karena tak ada surprise.

Kehidupan manusia pun tampaknya memang oleh Sang Pencipta sengaja diciptakan demikian : tak bisa melihat dan menembus apa yang akan terjadi nanti kelak dikemudian hari.

Sebab,bila itu terjadi, bila  ending bisa diketahuinya, maka hiduppun akan terasa hambar karena tak memiliki makna,arti dan surprise yang justru dalam kehidupan bisa menimbulkan gelora.

                  *

Komentar