Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

The Art Of Living

 Malam ini saya ketemu  Erich Fromm. Anda kenal Erich Fromm? Saya kenal, tapi hanya lewat buku he he.....

Bukunya yang best seller, The art of living adalah membahas berbagai hal tentang cinta (tapi bukan cinta birahi), melainkan bagaimana sebaiknya seseorang bisa mencintai orang lain dengan baik.

Menurut  psikoanalisis beken ini, orang yang baik dalam mencintai adalah : yang bisa mencintai orang lain, tapi juga bisa mencintai dirinya sendiri.

Dan mencintai,bukan hanya karena suka atau menyenangi sesuatu. Atau apa yang dia suka atau yang telah dia cintai. Melainkan bagaimana sebaiknya orang harus bisa mencintai orang lain.

Karena  cinta  adalah art, seni. Sesuatu yang harus diupayakan Bagaimana caranya  mencintai yang baik dan benar. Bukan sekedar melakukan yang disukai,atau yang dicintai

Menurut Erich,1900-1980, yang juga murid dari seorang psikoanalisa terkemuka  Sigmund Freud, love is.an activity not a passive affect. It's standing in,not a falling for.

Dengan kata lain jelasnya mencintai sesuatu harus merupakan watak,atau karakter. Maka sarannya, jadilah manusia yang memiliki watak,karakter sebagai seorang pecinta. 

Ibarat pelukis yang pintar, obyek lukisan yang jelek sekalipun bila dilukis dengan baik hasilnya tentu akan jadi baik.

Sarannya , bentuklah watak  menjadi pecinta yang baik. Bila kita sudah memiliki watak, karakter mencintai, apapun dan terhadap siapapun, kita akan bisa mencintai.

                    *

Analog dengan hal tsb, apa yang dilakukan oleh para politisi dan pejabat pada umumnya mereka belum memiliki karakter .mencintai dengan baik.

Ini terbukti sebagai pejabat mereka selalu saja korupsi. Gila2an bahkan. Padahal, yang dikorupsi jelas2 uang rakyat yang telah mereka peroleh,upayakan dengan sangat bersusah payah.

Mereka,para pejabat juga seringkali  mengelabui, menipu, dan tak segan2  mengorbankan rakyat kecil sehingga rakyat jadi  sengsara, menderita.

Karena perbuatan para pejabat, politisi yang tak memiliki karakter dan tak mencintai rakyatnya. Dan hanya mementingkan kebutuhan diri sendiri  itulah, maka rakyat selalu susah, menderita.

Pertanyaannya : akankah para pejabat itu nanti, suatu saat bisa mencintai rakyatnya dengan benar?

Tidak hanya merayu bila akan Pemilu?

                 *

Komentar