Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Akankah Terjadi Politik Identitas & Polarisasi?

 Akankah Terjadi Politik Identitas & Polarisasi?  Sampai hari ini sudah 3  partai politik yang mendatangi Nasdem.  Prabowo (Gerindra) Sohibul Iman (PKS) dan SBY/AHY (Demokrat).

Dari pertemuan dengan ke 3 ketum itu , Nasdem masih belum mau bicara tentang koalisi kepada mereka yang mendatangi Masih lihat2 situasi.

Meski Surya Paloh  sudah mengantongi 3 capres  dari rakernas, tapi masih belum mengerucut ke 1 nama. Karena itu  Surya Paloh tak ingin terburu -buru mendeklarasikannya ke publik.

Mereka yang diusulkan  rakernas, Anies,  Andhika, dan Ganjar. Tidak ada nama Prabowo, meski elektabilitasnya tinggi, maupun Cak Imin yang direkomendasikan oleh rakernas Nasdem.

Mungkin karena Prabowo merasa tak direspon oleh Surya - meski sampai 5 jam kongkow2 - Gerindra pun lalu  membuka pintu pada cak Imin (PKB) yang ingin berkoalisi.

Sementara di koalisi IB juga belum ada partai lain yang mendatangi. Sampai hari ini koalisi IB masih tetap beranggota3 partai : Golkar,PPP dan PAN. Koalisi IB pun sama, masih belum mendeklair siapa yang akan diusung dan dideklarasikan ke publik. Masih wait and see juga kelihatannya.

Dilain pihak, PDIP juga selain belum mendeklair capresnya - meski bisa mengusung capresnya sendiri tanpa harus berkoalisi - juga belum ada partai lain yang mendatangi yang ingin berkoalisi dengan PDIP.

Di rakernas Mega malah berkata : "bila ada kader PDIP yang  bermain di 2 kaki, agar mengundurkan diri.Atau saya pecat", ujarnya dengan  ber-api2.

Ini artinya, baik  Nasdem, koalisi Indonesia bersatu, masih sebatas pertemuan biasa saja, hanya  kongkow2 biasa, belum.sampai ke pertemuan yang serius membicarakan koalisi.

Dengan kata lain, pertemuan  mereka masih merupakan  pertemuan  basa-basi belaka, belum sampai kemasalah usulan capres

Pertanyaannya : kenapa mereka sangat  lelet menentukan capresnya?

Padahal sudah sangat jelas mereka bertiga : Prabowo,Anies , Ganjar adalah mereka yang menurut hasil survei elektabilitasnya tinggi.

Mungkin ada  sesuatu yang didesain oleh para king maker untuk pilpres 2024 nanti. Sesuatu itu adalah : agar polarisasi dan politik identitas tidak terulang lagi seperti yang telah terjadi di pilpres 2019.

Pertanyaan berikutnya: bisakah pilpres 2024 nanti berjalan  lancar, mulus tak akan terjadi polarisasi dan identitas?

Jawabannya: terjadi , meski pilpres diikuti oleh.2 atau 3 koalisi.

Bila Anies juga ikut serta dicalonkan oleh salah satu koalisi, maka polarisasi dan politik identitas akan terjadi.Dan akan ada dua putaran.

Kecuali bila Anies karena berbagai hal,  tak ikut

                 *

Komentar