Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Koalisi Indonesia Raya, Apakah Itu?

Setelah dibentuknya koalisi IB (Koalisi Ind. bersatu oleh Golkar,PPP dan PAN,kini timbul isue baru : akan dibentuknya koalisi Indo.raya. 

Isue itulah yang baru2 ini  dicetuskan oleh Sumi Dasco politisi Gerindra dan cak Imin ketum PKB. 

Apakah yang dimaksud dengan koalisi Ind.raya?

Saya tidak tahu. Tapi kalau boleh saya meraba-raba,menduga, berasumsi maksudnya mungkin ada upaya  untuk membentuk satu koalisi saja dan hanya mengusung  satu capres/cawapres saja.

Tujuan  dibentuknya koalisi Ind.raya, agar polarisasi dan politik identitas seperti yang terjadi pada pilpres 2019 diharapkan tak terjadi lagi

Tapi bagaimana indikasi untuk membentuk koalisi Ind.bersatu  terendus?

Bagaimana pula  asumsi  pembentukannya secara politik?

Barangkali  begini :

1.Pagi2 sudah dibentuk koalisi IB (Golkar,PPP, dan PAN) dengan jumlah kursi 148. Sudah melampaui persyaratan presidential treyschold,tapi kok masih belum juga mendeklair capres/cawapresnya. Why?

2.Cak Imin pernah melontarkan gagasannya bila capres ada 2 atau 3, tak bisa dihindari akan terjadi lagi polarisasi dan politik identitas seperti yang terjadi pada pilpres 2019.

Karena itu katanya,agar tak terjadi lagi polarisasi dan politik identitas,  capres/cawapres cukup1.

3.Gerindra meski sudah mantap mencalonkan Prabowo menjadi capres, tapi sampai sekarang belum mendeklair secara resmi. Malah yang terjadi Prabowo tak henti2 zik -zak ke beberapa partai.

4.PKS kabarnya sudah lelah jadi oposisi dan akan memilih cara lain dalam pilpres 2024 nanti.

5.Itu sebabnya Cak Imin  membentuk koalisi semut merah dengan PKS, dan PKS pun mau. Tapi meski PKB berkoalisi dengan PKS, cak Imin sekarang malah berkoalisi lagi dengan Prabowo,Gerindra. Aneh.

5.PDIP yang walaupun tanpa koalisi bisa mengusung capres dari partainya sendiri, sampai sekarang masih tetap bungkam seribu bahasa.

6.Sedangkan Nasdem meski sudah punya 3 capres usulan dari hasil rakernas,Surya Paloh juga belum mendeklair siapa yang akan diusungnya. 

7.Demokrat juga kelihatannya masih belum jelas akan berkoalisi dengan siapa.

Bila melihat dari ke 7 point tadi saya berasumsi para tokoh politik sedang berakrobat untuk dibentuknya koalisi Ind.raya yang terdiri dari 7 atau 8 partai yang bersepakat hanya  mengusung  1 capres/cawapres saja.

Bila ada partai yang tak setuju dengan koalisi Ind.raya , tak berkutik karena tak akan bisa membentuk koalisi mengusung capresnya sendirian.

Siapakah capres/cawapres yang akan diusung? Saya tidak tahu.

Komentar