Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Perlunya Sikap Dewasa Dan Kesatria.

Bagaimanakah caranya agar bangsa disuatu negara bisa selalu dalam keadaan tenang, aman, nyaman,tentram dan damai?

Jawabannya sangat sederhana: Diperlukan situasi politik yang stabil.

Dengan situasi politik yang stabil, pemerintah yang punya niat untuk membangun bangsa dan negara, juga  bisa tenang melaksanakan program2 pembangunannya.

Begitu pula rakyat atau masyarakatnya, juga bisa tenang bekerja,mencari nafkah dibidangnya masing2. 

Tak ada rasa kuatir atau takut baik dalam bicara,  melangkah, sehingga tiap individu bisa konsen melaksanakan kegiatan usahanya masing2 dengan perasaan aman.

Lantas bagaimana caranya agar situasi politik bisa stabil?. Jawabannya juga sangat sederhana : Diperlukan sikap dewasa dan kesatria dalam berpolitik.

Apa itu sikap yang dewasa dan kesatria?

Gampang. Perlu perilaku yang jujur dan merasa bertanggung jawab maju mundurnya suatu bangsa.

Sebab,dalam suatu pemerintahan,maju atau mundurnya suatu bangsa sangat tergantung pada situasi politiknya. Sangat tergantung pada perilaku para tokoh2 politiknya. Merekalah sebetulnya yang paling sangat menentukan dalam berbangsa dan bernegara 

Rakyat ibarat gerbong kereta api dan para tokoh politik  lokomitipnya. Cepat atau lambat bahkan berhentinya gerbong kereta api sangat tergantung pada lokomotipnya.

Apa yang terjadi di republik tercinta ini?

Sejak merdeka,tahun 1945, hingga sekarang para politisinya tak henti2nya bertengkar, berkelahi,hanya karena berebut kekuasaan.

Padahal untuk bisa memperoleh kekuasaan sudah ada aturan mainnya yaitu : pemilu.

Dan bagi mereka,tokoh2 politik, kelompok yang ingin berkuasa, tinggal mengikuti aturan main yang sudah mereka sepakati bersama.

Tapi yang terjadi faktanya yang kalah dalam pemilu dan tak memperoleh kekuasaan tak bersikap dewasa dan kesatria. 

Selalu saja men-cari2 alasan, cara2 lain, dan selalu saja berusaha untuk menggulingkan pemerintahan yang sah secara inkonstitusional.

Bila ini yang terjadi yang jadi korban adalah rakyat akar rumput,yang sama sekali tak mengerti dan tidak tahu apa2. Hanya karena perbuatan para politikus yang tak dewasa,rakyat menderita.

Padahal, bila belum berhasil meraih kekuasaan ,masih ada waktu, kesempatan untuk mencoba dan bertarung lagi pada pemilu berikutnya.

Hal2 sederhana dan kecil seperti inilah yang tak direnungkan oleh para politisi yang sangat haus akan kekuasaan. 

Sehingga suatu bangsa dan negara tak bisa maju. Meski sudah 77tahun tapi masih berjalan ditempat, bahkan secara politik tampak mundur karena tak adanya sikap dewasa dan kesatria dari para pelakunya. Begitulah.

                  *

Komentar