Pemahaman Yang Terbatas
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sah2 saja bila orang ingin berkuasa. Siapapun juga. Dimanapun.Boleh. Selama orang itu mampu, bisa meraihnya tak masalah.
Tentu agar bisa mencapai keinginan untuk berkuasa orang harus bisa memenuhi persyaratan dan kriteria. Antara lain memiliki kemampuan berbicara dan pandai meyakinkan orang lain, mampu mentransformasikan serta mempresentasikan gagasannya, yang bisa diterima oleh orang lain.
Dengan kata lain,orang harus bisa mengutarakan gagasan atau pahamnya kepada orang lain dengan baik,benar, meyakinkan.
Sebab hanya dengan paham atau gagasanlah orang akan bisa "diikat", disatukan persepsinya, menjadi suatu kesatuan dengan pemahaman yang sama,yang pada akhirnya akan sampai pada suatu titik yaitu memperoleh massa.
Jelasnya : paham akan menghasilkan massa, yang akan menimbulkan kekuatan. Yang tujuan akhirnya kekuasaan.
Begitulah galibnya proses atau mekanisme untuk bisa memperoleh kekuasaan,dimulai atau diawali dengan paham.
Paham menimbulkan massa, berlanjut ke kekuatan,lalu kekuasaan. Kita mengenal berbagai paham a.l. kebangsaan, nasionalis,kekaryaan, religius nasionalis, dll.
Apapun paham yang dicetuskan dan dianut, seyogyanya tak bertentangan dengan budaya, adab dan sila2 kemanusiaan.
Seyogyanya paham tsb ditransformasikan secara bijak dan elegant. Tanpa melalui paksaan apalagi ancaman.
Sayangnya, apa yang terjadi sekarang ini timbul kesan,tak konsistennya paham yang dilontarkan oleh partai2 direpublik ini.
Mendirikan partai dengan semboyan restorasi tapi yang terjadi mencalonkan capres dari pihak lain dan bukan dari partainya sendiri.
Se-olah2 dipartainya tak seorangpun kadernya yang bisa tampil dan cakap menjadi pemimpin
Ini memberikan kesan partai tsb tak punya harga diri dan tak ingin memberikan kepercayaan terhadap para kadernya yang sudah sekian lama dibina.
Menyebut istilah politik gotong royong (koalisi) antar sesama partai tapi yang terjadi adalah politik transaksional. Aku dukung kamu tapi aku dapat apa? Bukan mendukung untuk kepentingan bangsa dan negara.
Berkata tentang nilai2 kemanusiaan tapi yang terjadi baku hantam sesama warga, bangsa. Hanya demi kekuasaan. Serta mengabaikan nilai2 dasar, mental, moral,dan ahlak bangsa. Etc,etc.
Dengan terjadinya ini kiranya tak berlebihan bila dikatakan bahwa pemahaman berpolitik, berbangsa dan bernegara dikita masih sangat terbatas sekali.*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar