Playing Victim And Playing Cheap
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Secara harafiah playing victim and playing cheap artinya: permainan rendah yang modus permainannya selain sangat mudah dibaca, juga tak sportif. Cuci tangan bila terjadi sesuatu, dengan melimpahkan kesalahan pada pihak lain.
Permainan seperti ini ingin memberikan kesan bahwa dirinya taklah bersalah. Tak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu. Licik,dengan mengatakan kesalahan ada dipihak lain.
Cara2 licik seperti ini acapkali digunakan dan terjadi didunia politik terutama dalam situasi persaingan yang sangat ketat, tetapi ingin memperoleh keuntungan. Secara umum permainan seperti ini mirip dengan perilaku yang dalam peribahasa disebut lempar batu sembunyi tangan.
*
Agaknya permainan politik seperti inilah yang sekarang sedang terjadi direpublik ini. Bila kita melihat konstelasi politik akhir2 ini, partai politik sepertinya sudah tak lagi memainkan peran ideologi yang dianutnya.
Tetapi lebih ke kearah pragmatis dan cenderung untuk memilih cara2 praktis mana yang bisa lebih menguntungkan. Partai yang semula berada ditengah,bisa secara tiba2 thrifting bergeser kekanan hanya untuk menarik keuntungan belaka.
Peta politik kita sekarang ini ada 9 partai yang memiliki perwakilan di DPR. 7 partai pendukung pemerintah,2 partai oposisi.
Dengan jelas kita bisa tahu kedua partai oposisi yaitu Demokrat dan PKS. Yang pro pemerintah Golkar, PDIP, PKB , Gerindra, PPP, PAN dan Nasdem.
Namun belakangan Nasdem jelas2 telah bermain di 2 kaki. Disatu kaki menyatakan masih tetap mendukung pemerintah,tapi kaki lainnya mendeklair Anies Baswedan sebagai capres 2024. Berkoalisi dengan partai oposisi Demokrat dan PKS.
Inilah sebenarnya awal dari riweuh dan riuhnya dunia perpolitikan kita sekarang.
Situasi politik yang semula terlihat tenang, setelah Nasdem bermain di 2 kaki tiba2 bergoyang menjadi riuh dan keruh.
Keruh karena yang dideklair Nasdem sebagai capres Anies Baswedan yang dikenal sebagai antitesis, yang ditahun 2017 ketika Pilgub DKI menang karena menggunakan politik identitas.
Kala itu, kita semua tahu dan merasakan bagaimana rasanya gempa perpecahan yang terjadi, yang bisa mengakibatkan perang saudara. Beruntung, perang saudara tak sampai terjadi. Hanya konflik horizontal yang bergolak diakar rumput.
Kita semua tentu tak menginginkan lagi pengalaman kelabu dimasa lalu seperti itu terjadi lagi di pemilu 2024 mendatang.
Tapi tiba2 Nasdem dengan menggandeng Demokrat dan PKS sebagai anggota koalisinya memproklamirkan koalisinya sebagai Koalisi Perubahan,yang belakangan berubah menjadi Koalisi Perubahan Persatuan (KPP).
Dan ini membuat kita semua terhenyak termasuk istana. Taklah berlebihan bila istana pun lalu prepare akan apa yang sedang terjadi,dan melakukan langkah2 politis agar kejadian dimasa lalu tak terulang lagi.
Kita semua juga maklum tujuan orang mendirikan partai politik adalah untuk mengejar kekuasaan. Tapi permainan politik terlihat indah, cantik, bila dilakukan dengan cara2 dan strategi yang terpuji.
Tidak melakukan playing victim dan playing cheap seperti yang sedang terjadi sekarang ini.*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar