Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Suatu Saat Disuatu Hari (5)

Diusia yang sudah memasuki 76 tahun ini saya merasa seringkali timbul percikan2 pemikiran, baik itu  yang serius maupun  yang remeh temeh. Merupakan flash  back dari kehidupan masa lalu, yang sedang atau yang baru saja terjadi.

Cukup banyak, kalau tidak bisa dikatakan terlalu banyak, percikan2 pemikiran yang dimasa lalu dan kini timbul. Tetapi selalu terabaikan, berlalu begitu saja tanpa arti. Terutama dulu2, yang disebabkan oleh kesibukan rutinitas  setiap hari. 

Memang,tampaknya kesibukan rutinitas yang sangat banyak menyita waktu, telah membuat kita se-olah2 mendadak jadi innocent,sehingga tanpa disadari kalau itu adalah suatu kekeliruan,kesalahan.

Seperti misalnya suatu saat disuatu hari, saya  pernah bertanya dalam diri : kenapa ya pada umumnya, orang2  bila sedang dalam masa pacaran, baik itu cowo maupun cewe, keduanya  terlihat sangat mesra,ramah, sabar dan santun? 

Tak terlihat dari keduanya pribadi yang buruk yang kelak akan bisa merusak hubungan mereka bila telah berkeluarga. Keduanya terlihat baik2 saja, se-olah2 tak kurang suatu apa. Everything  is oke.

Setelah menikah,berkeluarga,pada awal2 juga masih terlihat rukun dan santun.Baru kemudian bila sudah sekian lama,setelah sekian belas atau puluh tahun keduanya berubah, bahkan seringkali bertengkar?

Orang mengatakan : itulah pribadi mereka yang sebenarnya. Atau dalam bahasa yang lebih keren yang dalam psikologi disebut otentik karakteristik , pribadi yang selama ini mereka simpan. Hingga suatu saat tanpa disadari timbul pribadi yang orsinil,yang sebenarnya. 

Terhadap kenyataan ini jawaban yang biasa kita dengar : wajar,itu sangat manusiawi, karena manusia memang tak luput dari kesalahan dan  khilaf. 

Benar,itu sangat benar. Sama sekali tak salah sekalipun jawaban itu klasik,klise yang seringkali kita dengar.Tapi sebenarnya, jawaban seperti itu bukanlah jawaban yang bisa menjawab pertanyaan. Apalagi bila kata2 khilaf itu dilakukan ber-ulang2, seperti juga  berulangnya perbuatan tak terpuji.

Karena dalam jawaban itu se-olah2 terselip makna excuse  dari suatu masalah.  Sehingga apa yang telah terjadi dan dilakukan dianggap  hal yang biasa saja, lumrah,karenanya tak perlu ada solusi dan diperbaiki. Benarkah demikian? Benarkah itu sesuatu yang biasa,bahkan sesuatu yang lumrah? 

Sepertinya tidak juga. Bagaimanapun, perselisihan atau pertengkaran adalah suatu hal yang tak enak didengar dan dilihat. Bahkan sebenarnya dengan kata2 yang lebih buruk,pertengkaran adalah aib dalam keluarga sebagai akibat dari satu sama lain yang tak saling menghargai. 

Seperti halnya yang seringkali kita lihat kemacetan yang tiap hari terjadi di DKI Jakarta,yang terlihat dan terasa sangat membosankan dan menyebalkan. Begitu pula perselisihan dan pertengkaran. Sama

Lantas bagaimana seharusnya kita menghadapi kenyataan seperti ini?

Barangkali sebaiknya setiap saat kita harus bahkan wajib  merenung, memahami dan mencamkan dengan penuh pengertian bahwa :  hidup rukun, damai, yang disertai dengan rasa kasih sayang akan terasa lebih baik,lebih nyaman, sejuk dan indah, ketimbang selalu berselisih dan konflik. 

Sebagai ilustrasi barangkali kita akan merasa segar dan nyaman  bila dalam cuaca yang sejuk setiap pagi disekitar kita melihat bunga2 semerbak  berwarna-warni berkembang dengan sangat indahnya.

Ketimbang dalam suasana yang hiruk pikuk, panas terik menyengat, melihat sampah berserakan di-mana2 dan tercium bau busuk yang juga sangat menyengat.

                               *

Komentar