Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Suatu Saat Disuatu Hari (7)

Suatu saat disuatu hari,timbul pertanyaan dalam diri : sudah benarkah sistem kepartaian dan pemilu direpublik ini?

Pertanyaan ini timbul karena  berdasarkan fakta dan pengalaman selalu saja terjadi keriuhan dan kegaduhan disetiap pemilu.

Ini menandakan,meski sudah 78 tahun merdeka, betapa sangat  tidak tertib dan disiplinnya masyarakat kita  di republik ini sebagai tanda ketidak mampuan para stackholder dalam memimpin negeri ini.

Coba kita bayangkan,orang2 kini ramai mendirikan partai dengan segala visi dan misinya. Padahal di Amerika yang katanya mbahnya demokrasi,disana partai hanya ada 2 : republik dan demokrat.Bahkan di China yang katanya sekarang menganut sistim kapitalis,tetap hanya ada 1 partai : komunis.

Direpublik ini kini terdaftar ada 17 partai. Rakyat melalui pesta demokrasi yang namanya pemilu disuruh memilih presiden beserta para anggota eksekutif dan legislatipnya yang sebenarnya sebelumnya sama sekali  tak pernah  kenal dan tak  tahu tentang rekam jejak dan perilaku yang harus dipilihnya.

Setelah duduk, para pejabat yang telah dipilih oleh rakyat itu lalu merasa dirinya telah menjadi juragan dan jadi arogan karena menganggap rakyat adalah bawahan, bahkan sebagai pelayannya.

Padahal mereka selain memperoleh gaji dan fasilitas lainnya (rumah,mobil dll) dari  negara.Dan negara memperolehnya  dari  uang pajak rakyat. Jelasnya : para pejabat itu dibayar oleh rakyat.Hidupnya dari uang rakyat.

Ini kan jadinya terbalik? Seharusnya para pejabatlah yang menjadi pelayan dan mengabdi pada rakyat.Bukan jadi belaga. Rakyatlah  yang menjadi juragannya seperti yang tertuang dalam konstitusi :  republik ini berdiri berdasarkan kedaulatan rakyat. Karena pejabat adalah pelayan dan dibayar oleh  rakyat maka para pejabat harus betul2 melayani rakyat dengan baik. 

Dengan tata cara : bila rakyat  sedang menghadapi masalah (harga2 kebutuhan hidup naik,tak tertib dan tak adilnya masalah hukum,banyak para pejabat yang korupsi), para anggota DPR sebagai wakil rakyatlah  yang  seharusnya  berjuang menyelesaikan dengan se-baik2nya agar permasalahan menjadi jelas dan tuntas.

Para tokoh2 partai politik juga seharusnya tak henti2 dan jangan  bosan memberikan pendidikan politik kepada rakyat tentang bagaimana seharusnya hidup bernegara.

Sebagai rakyat apa hak dan kewajibannya dalam suatu pemerintahan negara, agar mereka sebagai rakyat per-lahan2 betul2 bisa mengerti bagaimana seharusnya bernegara , untuk apa orang bernegara.

Yang terjadi malah kebalikannya. Rakyat didekati,dirayu diiming-imingi,hanya bila menjelang pemilu agar rakyat memilih dirinya. Setelah itu,setelah mereka terpilih jadi pejabat,mereka kembali kehabitatnya semula : cuek,angkuh,merasa jadi juragan. 

Rakyat juga samanya. Selalu saja mau dibodohi oleh para politikus yang selalu mendekati dan merayu bila ada maunya (baca ingin dipilih) disetiap pemilu. Dan rakyat sepertinya tak pernah kapok oleh ulah para politisi gombal seperti itu. 

Rakyat oleh para pejabat tak ubahnya hanya dianggap sebagai kesed, diinjak, sebelum mereka  masuk ke gedung.*

Komentar