Suatu Saat Disuatu Hari (7)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suatu saat disuatu hari,timbul pertanyaan dalam diri : sudah benarkah sistem kepartaian dan pemilu direpublik ini?
Pertanyaan ini timbul karena berdasarkan fakta dan pengalaman selalu saja terjadi keriuhan dan kegaduhan disetiap pemilu.
Ini menandakan,meski sudah 78 tahun merdeka, betapa sangat tidak tertib dan disiplinnya masyarakat kita di republik ini sebagai tanda ketidak mampuan para stackholder dalam memimpin negeri ini.
Coba kita bayangkan,orang2 kini ramai mendirikan partai dengan segala visi dan misinya. Padahal di Amerika yang katanya mbahnya demokrasi,disana partai hanya ada 2 : republik dan demokrat.Bahkan di China yang katanya sekarang menganut sistim kapitalis,tetap hanya ada 1 partai : komunis.
Direpublik ini kini terdaftar ada 17 partai. Rakyat melalui pesta demokrasi yang namanya pemilu disuruh memilih presiden beserta para anggota eksekutif dan legislatipnya yang sebenarnya sebelumnya sama sekali tak pernah kenal dan tak tahu tentang rekam jejak dan perilaku yang harus dipilihnya.
Setelah duduk, para pejabat yang telah dipilih oleh rakyat itu lalu merasa dirinya telah menjadi juragan dan jadi arogan karena menganggap rakyat adalah bawahan, bahkan sebagai pelayannya.
Padahal mereka selain memperoleh gaji dan fasilitas lainnya (rumah,mobil dll) dari negara.Dan negara memperolehnya dari uang pajak rakyat. Jelasnya : para pejabat itu dibayar oleh rakyat.Hidupnya dari uang rakyat.
Ini kan jadinya terbalik? Seharusnya para pejabatlah yang menjadi pelayan dan mengabdi pada rakyat.Bukan jadi belaga. Rakyatlah yang menjadi juragannya seperti yang tertuang dalam konstitusi : republik ini berdiri berdasarkan kedaulatan rakyat. Karena pejabat adalah pelayan dan dibayar oleh rakyat maka para pejabat harus betul2 melayani rakyat dengan baik.
Dengan tata cara : bila rakyat sedang menghadapi masalah (harga2 kebutuhan hidup naik,tak tertib dan tak adilnya masalah hukum,banyak para pejabat yang korupsi), para anggota DPR sebagai wakil rakyatlah yang seharusnya berjuang menyelesaikan dengan se-baik2nya agar permasalahan menjadi jelas dan tuntas.
Para tokoh2 partai politik juga seharusnya tak henti2 dan jangan bosan memberikan pendidikan politik kepada rakyat tentang bagaimana seharusnya hidup bernegara.
Sebagai rakyat apa hak dan kewajibannya dalam suatu pemerintahan negara, agar mereka sebagai rakyat per-lahan2 betul2 bisa mengerti bagaimana seharusnya bernegara , untuk apa orang bernegara.
Yang terjadi malah kebalikannya. Rakyat didekati,dirayu diiming-imingi,hanya bila menjelang pemilu agar rakyat memilih dirinya. Setelah itu,setelah mereka terpilih jadi pejabat,mereka kembali kehabitatnya semula : cuek,angkuh,merasa jadi juragan.
Rakyat juga samanya. Selalu saja mau dibodohi oleh para politikus yang selalu mendekati dan merayu bila ada maunya (baca ingin dipilih) disetiap pemilu. Dan rakyat sepertinya tak pernah kapok oleh ulah para politisi gombal seperti itu.
Rakyat oleh para pejabat tak ubahnya hanya dianggap sebagai kesed, diinjak, sebelum mereka masuk ke gedung.*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar