Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

SUATU SAAT DISUATU HARI (12)

Ini kejadian tahun 1988. Kira2 35 tahun yang lalu. Saya masih bekerja di Jakarta. Tapi tinggal di Karawang. Jadi tiap hari pulang pergi Jakarta - Karawang. Naik kereta. 

Jam 4 pagi sudah bangun,jam 5 sudah duduk di kereta. Sampai dikantor jam setengah 7. Jadi lebih dulu saya ada dikantor ketimbang tukang sapu atau O.B.

Karena itu saya dapat pujian dari bos. Rajin. Padahal sebetulnya terpaksa karena kereta Karawang - Jakarta yang paling pagi jam 5. Ada lagi jam setengah 7. Tapi kalau naik yang jam setengah 7 akan kesiangan masuk kantor. Karena banyak berhenti.Diinhal kereta lain. Kereta mahal.

                                   *

Suatu saat disuatu hari,pulang kantor saya ke stasiun Senen. Mau naik kereta. Biasanya ke stasiun kota (Beos) karena dari kantor lebih dekat. Tapi karena waktu itu saya pulang telat, menyelesaikan dulu kerjaan,saya jadi ketinggalan kereta kalau naik dari Beos. Nyegat di stasiun Senen.

Untuk bisa lebih cepat sampai stasiun Senen (karena ngejar waktu)  saya nerobos lewat pertokoan proyek Senen.

Ketika masuk pintu proyek,ada laki2 sudah agak tua nyenggol,terus kacamatanya jatuh dan pecah sebelah.

"Bapa kenapa nyenggol saya,kacamata jadi jatoh,pecah?",katanya menghardik sambil memperlihatkan kacamatanya yang pecah. Sebelah.

"Siapa yang nyenggol? Bukannya bapak?"

jawab saya, karena memang tak merasa nyenggol.

"Ini buktinya?"katanya lagi sambil memperlihatkan kacamatanya yang pecah. Lalu dia minta ganti rugi.

Ketika dia ngotot kalau saya yang nyenggol dan minta ganti rugi karena kacamatanya pecah,saya mulai curiga. Ini pasti orang ga bener yang cari gara2 untuk memeras pikir saya.

"Ngga,saya ngga nyenggol bapak. Pintu masuk proyek cukup luas,mana mungkin saya nyenggol bapak",kata saya juga ngotot. Saya bicara ngotot dengan mata penuh selidik ke matanya. Karena saya lihat kacamatanya dari plastik.

"Sekarang kita buktikan, kacamata saya jatuhkan,apakah kacanya akan  pecah atau tidak?",kata saya sambil merebut kacamatanya yang bolong sebelah,karena kacamatanya yang pecah sudah dibuang.

Dia mengelak,kacamatanya direbut lagi. Karena takut bohongnya ketahuan. Merasa diselidiki dan tak dipercaya dia lalu bilang : "saya baru pulang umroh.....

Karena takut ketinggalan kereta, dia saya tinggalkan. Sambil jalan dalam hati saya 

bilang : dasar !!!.

Komentar