Keinginan Tiada Henti
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suatu saat disuatu hari,timbul pertanyaan dalam diri : apa yang menyebabkan seseorang sering mengalami kesulitan?
Karena terlalu banyak keinginan. Ingin punya rumah beserta isinya : tv,kulkas,AC, speda motor,mobil,ini,itu, dll. Setelah keinginan itu terpenuhi, punya rumah, punya speda motor, mobil,ingin rumah dan mobil yang lebih baik lagi. Yang lebih mewah dan mahal.
Setelah itu,setelah memiliki rumah dan kendaraan mahal, ingin punya perhiasan emas atau barang2 lain yang juga mahal, barang2 lain yang aneh2, yang sebelumnya tak diinginkan, dstnya2.
Pendeknya,dari keinginan yang satu ke keinginan lain. Teruus.... saja tak pernah cukup dan puas. Tak henti2 dan tak ada habisnya. Tak selesai2, tak ada cukupnya, selalu ada saja yang diinginkan.Dengan kata lain : kreatip oleh keinginan.
Terus menerus timbul keinginan,tak henti2, meski sebenarnya standard kebutuhan hidup sudah terpenuhi. Meski apa yang diinginkan itu tak begitu sangat dibutuhkan.
Cuma sekedar ingin punya2 atau sekedar duwen2 kalau kata bahasanya orang Suriname. Ini memang yang selalu terjadi dalam diri manusia : tak ada puasnya.
Mending kalau keinginan2 itu bisa terlaksana,terpenuhi,dan terjangkau oleh kemampuan finansial. Kalau tidak? kalau keinginan2 tsb terus menerus timbul dan menggerogoti pikiran,bukan tidak mungkin yang terjadi malah stres dan jadi sakit.
Salahkah adanya keinginan? Tidak juga. Selain keinginan itu merupakan stimulant agar hidup lebih berkembang, itu adalah sesuatu yang natural,yang manusiawi dalam kehidupan manusia.
Kalau memang keinginan itu perlu dan sangat dibutuhkan sekali why not?. Meski memang sebutan dibutuhkan itu relatip tergantung dari setiap individu.
Kenapa relatip? Karena memang pada kenyataannya sebutan butuh itu bisa : memang betul2 butuh dan urgent, sangat perlu. Atau hanya karena kabita (baca : ngiler) saja,tertarik atau ngiri oleh yang telah dimiliki oleh orang lain,sehingga ingin memiliki juga. Bukan original datang dari keinginan sendiri.
Atau karena pengaruh iklan2 yang kini bertebaran, sangat marak dan menderu, muncul setiap saat dimedia massa. Karena kelompok industri, kodratnya,memang luar biasa pintar dalam meng-iming2i produknya kepada calon konsumen.
Meski begitu,keinginan yang tiada henti itu tak 'kan timbul masalah, dan oke2 saja bila memang kemampuan finansial memungkinkan.Walau hal seperti itu bisa dikategorikan sebagai waste karena sebenarnya dana tsb bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat, misalnya : untuk membantu saudara atau mereka2 yang betul2 sedang kesulitan.
Keinginan kebiasaan waste seperti inilah yang sebenarnya tak layak untuk dipenuhi. Membeli hanya karena kabita atau ngiri hanya karena melihat apa yang telah dimiliki oleh orang lain. Bukan karena kebutuhan.
Bila ini yang terjadi,maka jelas sense of belonging yang timbul dalam diri bukan sesuatu yang manusiawi dan terpuji,tapi lebih kepada sekedar kabita dan ikut2an apa yang telah dilakukan orang lain.
Gejala inilah yang kini semakin marak dan terjadi dikalangan masyarakat konsumen:
ikut2an apa yang terjadi, yang sedang ngetrend di masyarakat. Yang sebelumnya tak pernah dilakukan secara massal.
Akibatnya,bagi mereka yang tak tertarik ikut2an,timbul stempel, anggapan : orang itu ketinggalan jaman, tidak gaul. Karena mereka tak mengikuti kekinian, yang sedang ngetrend yang sedang terjadi.***
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar