Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Walk With Tiger

Walk with Tiger. Barangkali pameo itulah sebagai perumpamaan yang tepat ketika kita menyaksikan paslon Prabowo - Gibran sebagai capres - cawapres.

Prabowo dan Gibran kini resmi sudah sebagai pasangan capres - cawapres dan sudah mendaftar ke KPU sebagai pasangan terakhir pada 25 Oktober'23.

Kita juga telah menyaksikan betapa ramai dan riuhnya peserta yang hadir di gedung GBK (Gelora Bung Karno ) ketika Gibran sebagai cawapres berpidato menyampaikan gagasannya.

Barangkali,masyarakat yang semula sangat  under estimate terhadap Gibran, menganggap ekspektasinya rendah, karena selain masih muda dan belum banyak pengalaman dipolitik,  berubah setelah melihat gaya Gibran berpidato, menjelaskan program2nya.

Tak bisa dipungkiri Gibran memang terlihat sedikit demam panggung ketika berpidato. Maklum,selain masih sangat muda mungkin  baru kali itu  Gibran tampil dihadapan orang yang begitu banyak. Itu hal yang wajar.

Namun dengan penampilan seperti itu, overall ,  Gibran sebagai cawapres, merupakan start yang baik baginya  untuk melanjutkan kampanyenya dalam  upayanya memenangkan pertarungan pilpres bersama Prabowo

Tak dipungkiri pula bila para anggota partai di koalisi Ind.maju,juga sempat meragukan kemampuan Gibran.

Karena tampil secara ujuk2,tak melalui proses panjang (meski sedang menjadi wakikota Solo),tapi belum pernah tampil  dikancah politik nasional.

Keraguan ini tak bisa dihindari. Tentu telah menimbulkan pro dan kontra dikalangan para anggota partai koalisi dengan diajukannya Gibran sebagai cawapres. Meski pada akhirnya para anggota koalisi  menyerahkan keputusannya kepada Prabowo.

Lantas kenapa  Prabowo mau, berani bersanding dengan Gibran yang juga tahu kalau Gibran baru anak kemarin sore dan sarat akan pengalaman politik,terutama dikancah nasional?

Jawabannya sangat sederhana : Prabowo bersanding dengan Gibran ibaratnya  walk with Tiger. 

Jelasnya, Prabowo bersanding dengan Gibran, tak ubahnya bersanding dengan Jokowi. Karena Gibran anak Jokowi, sehingga tak bisa dipungkiri bila  Gibran representasi dari Jokowi.

Dan kita tahu sebagai presiden approval  rating Jokowi di masyarakat mencapai 80%. Tertinggi dari presiden negara2 manapun didunia.

Dengan bahasa awam dan  sangat sederhana : semua akan minggir bila melihat kita berjalan bersama harimau.

                            *

Komentar