Mendamaikan Pikiran
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mendamaikan Pikiran
-Plus,kemarin aku sempet kesel gara2 aku mengendarai motor, tiba2 ada motor didepanku, seinnya kekiri tapi beloknya kekanan.
Aku sempet kaget. Tadinya aku mu salib.Untung ga jadi. Berbahaya kan?
+He he.....yang begitu2 sekarang mah sudah biasa. Orang bilang sekarang jaman sudah berubah. Juga perilaku, moral, sifat orang2 sudah berubah. Sudah beda dengan dulu2 waktu kita masih kanak2 dan remaja.
Dulu,orang2 pada umumnya masih pada disiplin, pake aturan dan tertib. Orang juga berkendara umumnya hati2 masih dalam kecepatan normal,tidak pada ngebut seperti sekarang.
Sekarang, semaunya dhewe, pada ugal2an, malah dengan kecepatan yang tinggi. Kalau keadaan darurat, misalnya ada orang yang nyeberang mendadak,tak bisa dikendalikan, pasti akan menabrak.Tak heran kecelakaan lalu lintas sekarang sering terjadi.
-Perilaku seperti itu kan bahaya ta? dan bikin kita selalu kesal dan jengkel.
Kita jadi sering emosi dan ingin marah.
Kalau kamu bagaimana?
+Ya sama, aku juga sering ngalami. Memang sekarang keadaannya sudah begitu kok? Segala hal bisa bikin jadi kesal dan jengkel. Bikin emosi,marah.
Seperti kalau kita mengajak bicara dengan seseorang yang sedang buka hp. Dia memang menjawab apa yang kita katakan,tapi matanya terus saja melihat hp,tidak kepada kita. Se-olah2 keberadaan kita disepelekan,dicuekin.
-Terhadap yang begitu2 biasanya kamu menyikapinya bagaimana? Supaya kita tak selalu emosi, kesal dan jengkel.
+Kalau aku sih sekarang berlatih saja.
-Berlatihnya bagaimana?
+Yaa.... berlatih dan berusaha untuk bisa selalu mendamaikan pikiran.
-Maksudnya?
+Kita kan tidak mungkin bisa merubah perilaku,sifat dan kebiasaan2 orang lain. Karena itu ada didalam pikiran dan diri mereka. Yang bisa kita lakukan hanya : bagaimana caranya agar kita tak sering2 emosi dan kesal.
-Jelasnya?
+Mindset kita harus : setiap orang kan lain2 cara berpikir sifat dan moralnya.
Jadi jangan samakan diri orang lain dengan kita. Akan beda. Pasti beda.
Kita harus belajar legowo,ikhlas,dan maklum menerimanya perbedaan itu dengan lapang hati, dan jiwa besar.
Seperti tukang becak atau sopir angkot yang kalau bicara sering mengeluarkan kata2 dikebun binatang.
Kita harus beranggapan : tukang becak,sopir angkot itu ya begitu. Kalau tidak begitu bukan tukang becak atau sopir angkot? Pendeta atau bhiksu.
Untuk itu memang tidak mudah. Perlu latihan cukup lama karena memang sulit .Tapi intinya : kita harus bisa mendamaikan pikiran kita sendiri dengan situasi dan dengan diri sendiri. Dengan berlatih tak henti2. Itu saja.
*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar