Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

One Day I Tricked You

Barangkali tak bisa dipungkiri bila Eric Berne,seorang psikiater terkemuka mengatakan bahwa kepribadian tiap orang selalu berkembang.

Dari mulai yang paling baik hingga ke yang paling buruk. Atau sebaliknya dari yang paling  buruk ke yang paling baik.Pendeknya, kepribadian itu  bisa berubah, tak statis, selalu dinamis,  berkembang sesuai dengan perkembangan kepribadian orang itu sendiri.

Dalam kehidupan se-hari2 kita  sedikitnya pernah melihat,mengalami, bahkan  merasa terhenyak dan heran terhadap seseorang yang sudah lama kita kenal kepribadiannya, tapi lalu berubah tak seperti biasanya.

Dulu  sangat baik. Intim. Tiap hari selalu bertemu,sering ngobrol dan bercanda. Tapi tahu2 suatu ketika  uang kita lenyap ditangannya, dan dalam waktu yang  sekejap pula dia menghilang entah kemana.

Dimulai dengan arisan atau investasi dalam bentuk usaha, dengan iming2 perolehan bagi untung atau bunga yang sangat menggiurkan.  Pernah berlangsung beberapa bulan lancar   berjalan mulus. Tapi suatu ketika macet, lalu uang kita raib tak kita miliki.

Kita sama sekali tak mengira dan menduga kalau kelancarannya  hanya merupakan taktik atau strategi agar orang lain bisa percaya. Padahal, oleh orang itu memang sudah direncanakan  suatu skenario : one day I tricked you

Hal seperti ini bukan sekali dua kali terjadi. Terlalu sering kita mendengar di tv kejadian seperti itu yang banyak menimbulkan korban dengan nominal uang yang tak sedikit. Sampai  ratusan juta bahkan milyaran uang orang raib.

Timbul pertanyaan : kok bisa ya sudah terjadi tapi terjadi lagi? dan kejadian seperti itu terjadi  berulang-ulang. Meski dalam bentuk yang berbeda tapi dengan modus yang sama : penipuan. 

Se-akan2 orang  tak ada kapoknya. Meski sudah melihat kejadian seperti itu ber-kali2. Tapi ya itu tadi, kita tak pernah mengira dan menyangka kalau orang yang sudah lama kita kenal dan selama ini baik, akan berlaku seperti itu.

Apa penyebab terjadinya ? Sehingga   bisa menimbulkan kerugian materi yang begitu besar? 

Jawabannya sederhana : tidak hati2 dan kurang waspada. Tidak teliti  dan juga sembrono,tak bisa menganalisis sesuatu, atau tak ingin meneropong berbagai kemungkinan yang akan bisa terjadi, yang beresiko mengakibatkan kerugian.

Hal seperti ini tak hanya  terjadi dibidang bisnis atau materi,akan tetapi bisa dalam bentuk lain : akhlak,moral.

Meski secara materi tak merugikan, akan tetapi secara akhlak dan moral kita bisa mengatakan apa yang dilakukannya taklah terpuji,bahkan buruk.

Contoh yang paling kecil dan sangat sederhana bisa kita temukan, bila seseorang tak menepati ucapan atau janjinya,apalagi sampai ber-kali2 dan dengan berbagai alasan. Itu adalah merupakan cermin dari kepribadian seseorang yang tidak baik.

Kita bisa menyimpulkan, bila dalam janji saja sudah ingkar,tidak tepat, apalagi dalam bentuk materi. Karena ucapan yang ditepati  adalah cermin dari kepribadian, moral  yang baik.

Begitulah, faktanya dalam kehidupan, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Kita tak boleh lengah dan harus selalu siaga dan "pasang kuda2" dalam berkomunikasi. Ini bukan berarti kita harus selalu suudzon terhadap orang lain. Tetapi ber-hati2 akan  lebih baik ketimbang sembrono.

Sampai disini saya lalu teringat serat Kalatidha Ngabehi  Ronggo Warsito : "sak begja-begjaning kang lali,luwih begja kang eling lan waspodo" 

(se-untung2nya yang lupa,lebih untung orang yang selalu ingat dan waspada).

                            *

Komentar