Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

O M D O

Omdo. Ini kata yg populer dikalangan masyarakat umum. Adalah singkatan dari :  omong doang . 

Istilah yang dikalangan akademisi lebih populer dikatakan NATO ini (No action Talking Only) dan sangat populer ditahun '90an, aslinya sebenarnya singkatan dari North Atlantic Treaty Organization

NATO  merupakan organisasi pertahanan keamanan untuk Amerika Utara, Eropa dan Kanada yang beranggotakan 30 negara yg berfungsi utk mempertahankan  serangan dari sosialis komunisnya Uni Soviet.

Istilah ini lalu populer jadi OMDO setelah banyaknya para  politisi yang ingin terpilih dalam pemilu,tapi lebih banyak mengumbar janjinya ketimbang menepatinya. Rakyat yang telah memilihnya lantas kecewa karena para politisi yang telah dipilihnya dan jadi pejabat  ingkar akan janji2nya.

Apakah hanya dulu di jaman orde baru saja para politisi yangsetelah jadi pejabat mereka ingkar dengan janjinya?

Tidak.Sekarangpun setelah reformasi banyak politisi yang cuma sekedar omdo,yang ucapannya tak sesuai dengan perbuatan. Kita masih ingat iklan di televisi yang dengan tegasnya dikatakan oleh para politisi :  

Katakan tidak ! pada korupsi    

Tapi nyatanya mereka sendiri yang korupsi dan akhirnya mereka masuk bui.

Predikat OMDO ternyata tak hanya dilakukan oleh para politisi saja. Para tokoh masyarakat diberbagai bidang, para tokoh dan pemuka agama pun ternyata kerapkali melakukan hal yang sama,  karena ucapannya seringkali tak sesuai dengan perbuatan.

Mereka sangat fasih dan hafal diluar kepala akan pasal2 dan ayat2. Dan mereka juga sangat rajin sekali dan bersemangat dalam mengucapkannya.

Akan tetapi faktanya, perbuatan tak sesuai dengan ucapannya atau  jauh panggang dari api.

Apakah hal seperti ini yang harus kita tiru? Apakah orang2 seperti ini yang harus kita jadikan sebagai panutan?  Tentu saja tidak. Seyogyanya kita  tidak lagi memilih wakil2 kita yang banyak mengumbar janji tapi selalu ingkar. 

Dan menjadikan tokoh2 sebagai panutan, yang hanya hafal pasal2 dan ayat2 tapi perbuatan tak sesuai dengan ucapan.

oleh : Tek Ko Seng

Komentar