Chat Whatsapp Untuk Sahabat
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Seorang teman melalui w.a. bertanya: apa tidak kesulitan menulis setiap hari?
Saya jawab : tidak.Karena sekarang tidak ada keharusan bagi saya untuk harus menulis setiap hari.
Sebab, saya tidak bekerja di koran lagi.Jadi tidak menulispun tidak ada masalah,tidak apa2, tidak akan dikenakan sanksi.
Kalau dulu,ketika masih bekerja dikoran,memang ada keharusan menulis tiap hari. Wajib malah.
Kalau tidak,saya kena tegur atasan,mengingat kolom untuk menulis artikel sudahh ada, sudah disediakan. Jadi,kalau pikiran lagi ruwet dan malas tapi harus menulis,memang jadi suka agak susah. Lama.
Sekarang lain.Setelah tak bekerja,tak ada kewajiban saya harus menulis tiap hari Bebas,semaunya. Kapan saja. Karena sekarang saya menulis hanya karena gemar saja. Kalau lagi mau,ya menulis. Kalau lagi malas,lagi tidak ada mood dan booring, tidak.
Lho, Memang menulis bisa dadakan, bisa ujug2, tak harus dipersiapkan terlebih dulu materinya?
Bukan begitu. Menulis itu bisa macam2 caranya. Bisa dipersiapkan lebih dulu,bisa juga dadakan.
Dulu sebelum kerja di koran,saya rajin menulis surat ke teman2, saudara. Cerita macam2. Lewat pos.
Waktu itu,berkirim surat terasa berseni dan indah sekali.Dan yang diceritakan pun masalah2 yang privat.
Tapi itu sudah lama lewat Masa lalu dan tak akan terulang lagi. Sekarang saya menulis soal lain, soal2 tentang human interest.
Maksudnya menulis tidak dipersiapkan, dadakan?
Yaa....,kalau saya, bisa terjadi, tau2 timbul ide, topik ttg suatu permasa- lahan,baik yang sedang ngetrend atau tidak.
Kalau lagi in the mood biasanya langsung saya tulis, tak nanti lagi.Kan hp saya pegang dan bawa ke-mana2,jadi bisa langsung ketika itu juga saya tulis. Dan dalam 10 -15 menit bisa langsung selesai.
Lho,kok bisa secapat itu? Apa tidak perlu dipersiapkan diprogram,disusun terlebih dulu?
Kalau materinya sudah ada dikepala, itu bisa langsung saya tulis. Tidak ada masalah,tak perlu persiapan lagi. Tinggal dituangkan saja dalam bentuk tulisan.Gampang.
Jadi yg sangat diperlukan dikepala harus sudah ada stok data dan informasi. Untuk itu,kita harus banyak baca agar selalu ada data dan informasi dikepala. Kalau tidak ada,apa yang mau ditulis?
Segampang itu? Saya kok mu bikin tulisan tentang pengalaman diri sendiri saja selain lama juga sangat susah akhirnya ga jadi2.
Yaa...itu 'kan tergantung kebiasaan saja. Saya sudah terbiasa menulis. Sudah lama menulis dan terus menerus. Jadi ya sudah kulino,sudah jadi kebiasaan.Tapi yaitu tadi harus banyak membaca.
Berbeda dengan para kaum milenial,mereka umumnya tidak suka membaca. Terutama buku2.Mereka lebih senang yang visual dan virtual. Padahal pengetahuan itu bisa diperoleh dari membaca.
Meski begitu,meski sudah puluhan tahun saya menulis, tetap saja ada kesalahan.Sering malah, selalu ada saja kesalahan
Taunya ada salah setelah saya baca ulang. Kalau belum dishare bisa saya perbaiki,tapi kalau sudah, ya apa boleh bikin.Karena sudah terlanjur dishare.
Menulis itu yang susah, kalau dikepala kosong tidak ada informasi apa2. Jadi apa yang mau ditulis kalau tidak ada stok info dan data apa2 dikepala?
Kalau sudah dikepala,itu gampang.Tinggal dituang kan saja dalam bentuk tulisan.Kan menulis itu sebenar-nya sama dgn ngobrol.Cuman tertulis, dan harus sedikit ditata. Itu saja.
Tapi yang agak susah memang "menjahit" data2 menjadi suatu kesatuan sehingga bermakna. Dan tulisan secara keseluruhn memiliki arti,kesimpulan.
Nah itu....menjahitnya itu yang susah. Menjahit info data2 yg sudah ada dikepala jadi satu kesatuan, kesimpulan,itu yg susah.
Sekali lagi,ini hanya soal kebiasaan. Allah bisa karena biasa,kata pribahasa
Tapi yang paling penting dalam menulis,harus ada gejolak hati dalam diri, dan kita harus concern
dan peduli akan situasi yang terjadi. Kalau apatismdan selalu cuek ya susah.
Sudah dulu ya,spacenya sudah habis. Lain kali kita lanjut. See you again !!
*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar