Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Segalanya Selalu Dua Dan Selalu Berpasangan

Pernahkah anda mengalami, merasa dikucilkan di  suatu lingkungan kerja?

Karena teman-teman  sekantor merasa iri pada anda?

Saya pernah. Ceritanya begini. Ketika masih bekerja,saya pernah (maaf) mendapat perhatian khusus dari bos. Mendapat berbagai kekecualian dan privilege dari bos dalam melakukan pekerjaan.

Jelasnya,saya mendapat estimate sebagai karya wan paling rajin bekerja. Karena setiap hari saya selalu datang jam 7 pagi.

Begitu datang langsung menulis sebelum saya hunting mencari berita.Waktu yang ada memang saya manfaatkan dgn sebaik-baiknya agar saya selalu punya stock artikel, bila saya memang tak ada waktu atau sedag malas menulis.

Sementara,petugas cleaning service kantor dan office boy pun belum pada datang.Jadi saya memang kekantor selalu datang yang paling pagi.

Meski begitu,saya pikir, ini estimasi yang keliru dari bos. Saya merasa tidak rajin. Tiap hari memang selalu datang tepat jam 7 dikantor. Tapi ini sebenarnya hanya keterpaksaan saja.Bukannya saya rajin.

Saya memang terpaksa datang pagi.Karena yang sebetulnya terjadi: saya berangkat dari stasiun Karawang, dan sudah duduk dikreta jam 5 pagi. 

Karena kalau naik kereta yang jam 6, keretanya dari Purwakarta sehingga harus berdiri sebab penumpang  sudah penuh sesak. Sampai di stasiun kota (Beos) jam setengah 7. Sambung naik mikrolet, jadi sampai di kantor jam7 pagi. Bos tahu saya sudah datang karena tiap pagi sering mampir  ke kantor.

Apa yang dilakukan bos membuat iri teman2 sekantor,sehingga mereka pun kebanyakan pada sentimen pada saya. Ini saya mengerti.Meski begitu saya pura-pura tidak tahu kalau mereka pada jealous dan sering meng-gunjingkan saya secara diam2. Tapi saya pun tak peduli.

Mengapa saya bersikap tak peduli? Karena saya paham hukum didunia ini selalu 2 : susah-senang, sedih gembira,pro-kontra, karena itu bukanlah sesuatu yang aneh bila saya pun mengalami hal seperti itu

Bila saya malas dan tak produktif,tentu bos pun tak akan suka terhadap pegawainya yang malas. Sebaliknya,bila kita disiplin,taat akan peraturan dan rajin,rekan2 sekantor menganggap kita carmuk

Begitulah sebetulnya yang terjadi disuatu lingkungan atau dimasyarakat dimanapun. Tak pernah terjadi seluruhnya senang dan suka akan perilaku kita.  Sebaliknya,juga tak akan semuanya tak senang atau benci pada kita. Karena sudah menjadi hukum tak tertulis: Segalanya Selalu Dua Dan Selalu Berpasangan

                 *

Komentar