Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Teropong Bukan Asal Ngomong

 Ini adalah teropong yang bukan asal ngomong, tapi berdasarkan kenyataan dan pengalaman dimasa lalu yang berkaitan dengan masalah pilpres. Pilpres 2024 sudah semakin mendekat, dan tahun 2022 orang mengatakannya sebagai tahun politik.

Dengan kata lain, para pejabat dan para politisi partai politik,tentu sudah mulai pasang kuda2 dan strategi untuk bisa memenangkan pemilu.

Pada pilpres 2019 lalu, direpublik ini hampir saja terjadi tragedi nasional yang disebabkan oleh tak etisnya perilaku serta sembrononya tingkah laku, liarnya pemikiran para politisi baik dikalangan elit maupun dimasyarakat awam.

Jelasnya, hampir saja terjadi pertumpahan darah yang dilakukan oleh sesama anak bangsa karena tergiurnya  2 pihak politisi yang haus akan kekuasaan.

(Inilah mungkin salah satu sebab yang dikatakan oleh Prof.Mahbubuni dari Singapur bahwa Jokowi adalah presiden yang jenius, karena terhindarnya perang saudara dan pertumpahan darah )

Polarisasi terjadi, dan 2 kubu yang berseberangan telah melakukan hal2 yang tak pantas diucapkan dan dilakukan baik oleh kalangan elit,para tokoh  politik , maupun oleh masyarakat awam diakar rumput.

Permusuhan jelas terjadi. Terhadap sesama teman, sesama saudara, bahkan anak terhadap ortunya pun terjadi.Hanya gara2 perbedaan pandangan dan kiblat  politik yang masing2 memilki dan mengelus2 jagoannya.

Pertanyaannya : Dengan terjadinya situasi seperti itu, apakah umumnya masyarakat kita bisa dikatakan sedang sakit?

Jawabannya : iya. 

Sebab, bila hanya karena 2 tokoh politik sedang bertarung sedang memperebutkan kedudukan kursi RI 1 bisa sampai terjadi suasana seperti itu,maka kita tidak bisa mengatakan bahwa bahwa bangsa Indonesia sedang melakukan pesta demokrasi, tetapi akan lebih tepat bila masyarakat di republik ini sedang melakukan perang Bharatayuda atau Mahabarata seperti Pandawa dan Astina  yang sebenarnya sesama saudaranya sendiri.

Pertanyaan berikutnya :

Logiskah,masuk diakalkah dan sehatkah pikiran kita bila orang lain yang diatas sedang berperang memperebutkan kedudukan,kita yang dibawah, diakar rumput, cecere, harus ikut2an berperang dengan penuh resiko?

Apa urusannya? 

Bagi beberapa gelintir orang seperti para aktivis dan tokoh2 politik mungkin bisa menguntungkan bila kelompoknya menang.

Bisa memperoleh kedudukan sebagai pejabat. Atau bisa mendapat privellege dan macam2 fasiltas. Tapi bagi rakyat kecil, akar rumput,dan masyarakat awam? Nothing !!

Sekali lagi,ini adalah fakta dan terjadi,bukan sekedar asal ngomong dan mengada2. Waktu itu, ketika sedang terjadi kita melihatnya sangat miris karena memang cukup menghawatirkan dan mengerikan.

Lalu bagaimana untuk pilpres 2024 nanti? 

Bagaimana kemungkinannya? 

Apa kira2 yang akan terjadi?

Bila kita melihat lagi kebelakang bagaimana dahsyatnya pertarungan pilpres yang kala itu hanya diikuti oleh 2 capres. Pertarungan selain diadakannya debat terbuka,juga adanya kampanye yang disertai dengan caci maki, fitnah, menghina, dll yang kesemuanya itu hanya bertujuan ingin memenangkan pertarungan.

Ketika itu,tak terlihat adanya sportifitas dan sikap gentleman capres sebagai seorang ksatria yang sedang bertarung.Satu sama lain saling menjelekkan dan mengklaim bahwa pihaknyalah yang benar dan menang, pihak lain yang curang dan kalah.

Saya waktu itu, ketika melihat suasana dan situasi yang sangat panas,sangat ingin tahu: bagaimana ending dari pertarungan ini terutama setelah oleh MK salah satu pihak dinyatakan pemenang.

Saya sangat kaget ketika seorang teman jurnalis memberikan informasi bahwa dalam pelantikan  presiden akan dilakukan penyerangan secara besar2an ke gedung MPR oleh pihak lawan untuk menggagalkan pelantikan.

Wah,bagaimana ini,pikir saya. Meski MK sudah memutuskan pemenangnya,tapi ternyata pihak lain yang dinyatakan kalah oleh KPU,dan juga dinyatakan kalah oleh MK ternyata masih tetap menolak tak mau menerima, bahkan berencana untuk  menggagalkan dan akan melakukan penyerangan.

Beruntung,ada campur tangan Tuhan,dan berkat adanya personal approach yang piawai dari pihak lain, sehingga rencana penyerangan besar2an ini bisa dibatalkan,dan pelantikan tetap berlangsung dalam keadaan aman.

Namun sebelumnya,kita juga melihat adanya demo yang tak henti2, yang bertujuan ingin menjatuhkan pihak yang sudah dinyatakan sebagai pemenang. Mereka tidak tahu atau barangkali tidak mau tahu, bahwa pemerintah untuk mengantisipasi demo yang besar2an itu menghabiskan dana yang sangat besar.

Seperti yang pernah  dikatakan oleh presiden Jokowi sendiri, pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar 100 milyar untuk mengantisipasi  satu kali demo yang besar2an agar tidak terjadi anarkis.

Menurut presiden Jokowi,  dana 100 milyar yang hanya habis untuk mengantisipasi demo besar2an ,anggaran itu bisa untuk membangun sekian banyak rumah sakit, puskesmas, sekolah,yang kesemua- nya akan sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat luas.

Tapi itulah celakanya dunia politik. Dengan kearoganannya,dan kehausannya akan kekuasaan,maka hal2 yang rasional dan positip dan sangat bermanfaat bagi masyarakat jadi terabaikan.

Sekarang,mari kita teropong bagaimana perkiraan peta politik ditahun 2024 nanti apakah akan lebih baik,aman,nyaman,tentram dan damai,atau malah akan lebih buruk dari pilpres 2019.

Sepertinya sudah bisa dipastikan adanya para capres yang akan berkiprah di 2024 nanti.

Untuk papan atas mereka adalah..................Next 

Komentar