Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

DULU dan SEKARANG (3)

 Evolusi bisa terjadi diberbagai bidang sehingga situasi menjadi complicated dan rumit. Ini hal yang lumrah dan logis.Evolusi membawa dampak sosial budaya itu juga mudah dimengerti.

Seperti telah diutarakan diatas,dengan dihapusnya pelajaran budi pekerti disekolah, telah membawa dampak dan  perubahan dibidang budi pekerti dan perilaku.

Saya pernah lihat di TV Fachry Hamzah di-maki2 oleh almarhum A.M.Fatwa gara2 mengatakan presiden Jokowi sinting.

"Saya ini orang tua umurmu hanya setengah umur saya. Sekali lagi saudara mengatakan sinting pada saya, akan saya tindak.", kata Fatwa dengan penuh emosi.

Tak cuma itu,saya juga melihat bagaimana Arteria Dahlan dari fraksi PDIP menunjuk2 Prof. Emil Salim dalam acara talk show ketika mereka berdebat dan berselisih paham soal ekonomi.

Hemat saya,andaikan baik Jokowi maupun Emil Salim, tak berkenan dimata mereka apakah itu mengenai kebijakan pemerintah dibidang ekonomi maupun kepemimpinan Jokowi sebagai presiden,tak sepatutnya sebagai orang yang lebih muda Fachry dan Arteria  bertingkah dan berkata seperti itu.

Sebagai tanda menghormati yang lebih senior baik dalam hal usia maupun kedudukan Fachry dan Arteria cukup berkata kalau diantara mereka tak sepaham dan sejalan dengan pemikirannya.

Tak perlu berkata sinting dan me-nunjuk2 segala. Sebagai orang timur sepertinya sangat tak pantas bila berlaku seperti itu.

Emil Salim adalah doktor dibidang ekonomi lulusan dari universitas terkemuka di AS, Berkley. Dan Jokowi adalah pemimpin tertinggi di republik ini.Itu adalah merupakan benchmark bagi kita bagaimana seharusnya kita   dalam bertutur kata dan bersikap. 

Apakah hanya karena itu,hanya karena sudah tak adanya mata pelajaran budi pekerti lagi disekolah sehingga sebagai  orang timur bisa melupakan tata-titi dan unggah- ungguh dalam berperilaku?

Sepertinya tidak. Tidak cuman itu saja. Sistim yang dianut pemerintah pun......................DULU dan SEKARANG  (4)

Komentar