DULU dan SEKARANG (4)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sistim yang dianut pemerintah pun turut serta dan memberi andil dalam pembentukan karakter, akhlak dan moral bangsa.
Republik ini menganut sistim demokrasi dan filsafat Pancasila. Namun demokrasi yang kita anut adalah demokrasi hasil nyontek dari negara lain, demokrasi liberal. Bukan demokrasi ciptaan bangsa sendiri yang berazaskan Pancasila.
Seharusnya,bila filsafatnya Pancasila, demokrasinya pun harus demokrasi Pancasila. Bukan demokrasi liberal, meski faktanya memang Pancasila yang kita anut pun nyatanya masih merupakan angan2, harapan dan tujuan. Belum terlihat jelas pengejawantahan dan implementasinya.
Maka bisa dimengerti bila sikap,perilaku dan tingkah laku masyarakatpun akhirnya mencerminkan sikap liberalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Manusia menjadi merasa bebas se-bebas2nya menyatakan pendapatnya tanpa ada rasa sungkan, tata-titi, unggah-ungguh dan sopan santun serta melewati batas2 kesopanan budaya kita sebagai orang timur.
Dengan dalih demokrasi pula orang lalu merasa bebas menyatakan hak dan pendapatnya dengan se-mau2 termasuk mengecam, menghina dan memfitnah tanpa pandang bulu dan tak peduli siapapun dia.
Arti dari kata menyatakan pendapat, mengkritik, mengecam dan menghina menjadi rancu dan kacau,se-olah2 tak ada perbedaan, sehingga situasi tak henti2 menjadi terus menerus tegang dan memanas.
Itulah yang sedang terjadi di negeri ini sekarang.
Demokrasi yang liberal melahirkan manusia2 yang liberal,se-mau2, yang ingin mencapai keinginan dan tujuannya tanpa memperhatikan lagi nilai2 budaya dan etika.
Demokrasi liberal juga melahirkan manusia materialisme. Manusia2 kapitalis yang serakah akan materi,yang tak henti2 dan tak ada puasnya mengejar materi. Seperti juga yang terjadi dinegara2 kapitalis liberal yang kaya jadi semakin bertambah kaya, tak terkira kekayaannya, sementara yang miskin tetap miskin.Sehingga terjadi disparitas yang sangat menyolok diantara mereka.
Sementara disekelilingnya terlihat masih banyak,bahkan terlalu banyak yang hidup menderita karena serba kekurangan.
Ini bisa terjadi karena tak adanya batasan gerak terhadap para kapitalis, dan tak adanya proteksi bagi yang lemah. Dengan kata lain,yang lemah akan tetap lemah karena terus digilas oleh yang kuat karena memang yang lemah penuh dengan keterbatasan.
Oh...tanpa terasa tulisan sudah panjang, padahal dibenak masih banyak yang bisa diceritakan,dan dituangkan dalam bentuk tulisan.
Tapi sampai disini saya teringat lagi nasihat dari seorang teman : " jangan terlalu sering menulis karena generasi sekarang tak senang membaca....."
Maka sebaiknya tulisan ini saya akhiri disini saja.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar