Point of Reference, Unfairness, Non Gentleman
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kalau orang bertanya kota Salatiga itu terletak diutara atau diselatan, maka jawabannya adalah tergantung.
Lho, kok tergantung? Ya tergantung, dimana orang itu sedang berada. Bila dia berada di selatan, maka jawaban yang harus diberikan adalah terletak diutara.
Tetapi kalau orang tsb sedang berada diutara jawaban yang tepat untuk diberikan : diselatan.
Kok berbeda? Ya memang akan berbeda.
Terjadinya jawaban yang berbeda ini disebabkan karena point of reference yang juga berbeda. Atau sudut pandang yang berbeda.
Kalau seorang karyawan gajinya Rp.4juta/bulan dan seorang general manager rp.20 juta/bulan karyawan tsb tak bisa dan tak boleh dengki, dengan mengatakan: ini sangat unfairness atau tidak adil.
Kenapa? Karena posisi, pendidikan, kemampuan, pengalaman, tanggung jawab masing2 yang memang sangat berbeda.
Perbedaan2 inilah sebenarnya yang bila tak disadari sepenuhnya bisa menimbulkan persepsi tentang ketidak adilan.
Sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan terjadinya dispute atau perselisihan sesama manusia. Dimanapun.
*
Ketidak adilan. Itulah isue yang selalu dilontarkan dan di-dengung2kan oleh kelompok2 tertentu, dimanapun, terutama oleh mereka2 yang sedang terlibat dan berkecimpung didunia politik praktis.
Isue ini selalu saja menggema disepanjang masa dan tak henti2, dalam peradaban yang bagaimanapun, selama manusia masih berkutat dengan dunia politik yang ujung2nya kekuasaan.
Sah2 saja bila orang ingin memiliki kekuasaan dan berkuasa. Siapapun. Karena itu adalah nature dan manusiawi. Sah2 juga bila orang selalu ingin mempertahankan kekuasaan. Itupun nature dan sangat manusiawi.
Lantas apa sebenarnya yang bisa membuat terjadinya dispute dalam memperoleh kekuasaan?
Jawabannya mudah saja: Non gentleman .
Dengan non gentleman, alih2 tak memperoleh dan tak menggenggam kekuasaan, orang lantas men-cari2 excuse, alibi, atau kambing hitam, sehingga menimbulkan dispute dan kegaduhan.
Padahal dijaman yang sudah modern ini orang telah banyak membuat agreement dalam memperebutkan sesuatu.Berbeda dengan jaman purbakala atau jaman jahiliyah. Dijaman modern ini orang telah membuat berbagai kesepakatan2 secara rinci yang bisa mengikat semua pihak.
Namun kesepakatan menjadi tak berarti dan tak bermanfaat bila salah satu atau kedua pihak telah melanggarnya. Dengan kata lain,orang harus konsisten dengan kesepakatan bersama.
Jelasnya,direpublik ini untuk bisa memperoleh kekuasaan orang harus mengikuti pemilu yang diadakan setiap 5 tahun sekali.Bila ternyata kalah, harus sportif, gentleman, dan mau menerima kekalahan.
Bila masih berambisi untuk dapat memperoleh kekuasaan, bisa kembali bertarung pada pemilu berikutnya - juga dengan kesepakatan2 yang sudah disetujui bersama.
*
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar