Invisible Hand
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Harga2 kini terus merangkak naik. Terutama kebutuhan pokok hidup se-hari2. Data BPS tentang inflasi tak sesuai dengan fakta dilapangan. Berbeda.
Harga ayam dan telur sampai sekarang belum turun2. Telur yang sebelumnya 20-25 rb/kg,kini 35rb. Ayam yang dari 25 rb sekarang bertengger di 40rb. Kentang dari 14rb sekarang 20 rb. Kasihan ibu2 yang biasa belanja tiap hari.Anggarannya tekor.
Kenaikan ini salah siapa?. Bukan retailer.
Mereka,pengecer,sangat tergantung pada mafia. Dalam skala yang lebih kecil mereka disebut tengkulak.
Merekalah sebenarnya yang pegang peranan soal harga. Bukan pengecer. Pengecer bisanya hanya mengikuti,tak bisa berbuat banyak. Apalagi konsumen. Bisanya cuma ngomel, ngedumel. Mengeluh.
Tapi kejadian seperti ini kesalahan ada dimana? Siapa yang salah? Dengan cepat dan gampang orang bilang di tengkulak. Mafia. Betul,namanya juga mafia,ya memang begitu. Kalau ada peluang akan selalu begitu.
Tapi sebetulnya kesalahan tidak hanya pada mafia atau tengkulak. Masyarakat konsumen juga ikut andil soal kenaikan harga. Kok mau saja dikerjain sama mafia? Terus bagaimana? Konsumen kan tidak bisa berbuat apa2.
Siapa bilang tidak bisa berbuat apa2? konsumen itu raja. Sangat berkuasa malah. Makanya ada istilah customer is king.
Terus gimana caranya kalau konsumen itu sangat berkuasa. Gampang: demo. Tapi masyarakat konsumen demonya jangan turun kejalan. Mengganggu ketertiban dan aktivitas orang lain. Caranya?
Barang2 yang dinilai mahal,apapun, jangan dibeli. Kalau perlu? buat kebutuhan hidup se-hari2? Ya salah sendiri. Kenapa perlu dan mau??.
Coba kalau masyarakat konsumen ramai2 tidak membeli.Mafia,tengkulak, juga akan kebingungan. Dan harga akan turun dengan sendirinya. Akan ada yang namanya tangan tak terlihat yang akan menurunkan harga. Invisible hand. Percaya??
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar