Politik Menghalalkan Segala Cara?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kata politik adalah abstrak. Yang kongkrit adalah politikus. Pelakunya,manusianya. Tapi politik meski abstrak sangat diperlukan. Sebab tanpa adanya politik tak akan ada pemerintahan.
Siapa yang akan jadi pemimpin seperti: presiden,menteri,gubernur,bupati,anggota DPR bila tidak ada politik. Mereka mesti ada yang mengusulkan, mengangkat. Tanpa ada yang mengangkat tak mungkin bisa ada mereka. Yang mengangkat orang lain (baca: rakyat). Kegiatan itu adalah politik.
Politik adalah seni, kemungkinan untuk bisa mencapai sesuatu. Idealnya untuk bisa mencapainya sebaiknya harus dengan etika,dengan nilai moral yang baik, dengan adab, bahkan harus dengan cara, perilaku yang santun. Itulah perilaku politik yang baik.
Tapi faktanya politik hanya bermaksud untuk bisa mencapai,memperoleh jabatan, kekuasaan. Apapun bentuknya,bagaimana pun caranya. Yang penting tujuan tercapai.
Dengan cara seperti ini politik menjadi kotor dan punya konotasi yang tidak baik. Sering kita mendengar orang berkata: jangan bicara politiklah. Pusing dengernya Padahal,politik juga menjadi keharusan dalam kehidupan manusia.
Tak heran bila orang berkata begitu. Sebab yang sekarang ini sering,dan selalu terjadi politik itu kotor. Tak ada etika, nilai2 moral, bahkan yang terjadi menghalalkan aneka, berbagai cara untuk bisa memperoleh kekuasaan.
Cara seperti inilah yang dilakukan oleh Niccolo Machiavelli yang dalam bukunya IL Principe (sang pangeran) : politik yang melegalkan tipu muslihat,kelicikan, dusta, kekejaman,dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Tampaknya politik seperti ini pulalah yang sedang dianut oleh para politisi. Tak lagi menghiraukan etika, ewuh pakewuh, rasa isin. Yang penting maksud dan tujuan tercapai, apapun, bagaimanapun caranya.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar