Antara Logika Dan Realita (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bahkan bukan tidak mungkin meski sudah tercapai kesepakatan dan sudah ada piagam kerjasasama koalisi pun, tak lama kemudian bubar.
Karena kepentingan dari anggota koalisi yang masing2 berbeda. Seperti yang telah terjadi di koalisi perubahannya Anies, juga di koalisi Indonesia bersatu (KIB)nya Airlangga dan KIRnya Prabowo,yang akhirnya layu sebelum berkembang . Bubar jalan.
Ini membuktikan memang tak mudahnya membentuk koalisi permanen, karena masing2 memiliki keinginan dan ambisi. Apalagi ambisi untuk bisa menjadi capres/cawapres suatu jabatan tertinggi di suatu pemerintahan.
Kekeliruannya,mereka terlalu ter-buru2 mempublish ke publik dan mendeklairnya dengan menyatakan telah berkoalisi. Sementara point2 kesepakatannya (justru itu yang penting) masih belum dibahas, dibicarakan secara komprehensif, seksama dan rinci.
Seharusnya dalam berkoalisi,mereka merelease, mendeklarasikan,mempublish ke publik setelah point2 kesepakatan dalam koalisi selesai dibahas,disepakati bersama.
Karena inti berkoalisi adalah : saya dukung anda tapi saya dapat apa?. Karena semua kerjasama dibidang apapun tidak ada yang taken for granted, sia2 atau hanya cuma2. Semua selalu disertai pamrih.
Inilah sebenarnya logika dan realita yang terjadi dalam kehidupan nyata dalam hubungan antar sesama manusia. Apakah itu urusan pekerjaan, sosial,bisnis dll ,akan selalu saja disertai unsur take and give. Boleh dikatakan tak ada urusan didunia ini yang segalanya cuma2,gratisan, tanpa embel2 tertentu.
Banyak politisi dan seringkali berkata : demi bangsa dan negara saya bersedia menerima tugas dan jabatan tsb. Ini adalah kata2 klise yang seringkali kita dengar dan selalu diucapkan para politisi sebelum menjabat. Betulkah apa yang dikatakannya itu? Kita tentu meragukan.
Faktanya,mereka setelah menjabat harus berurusan dengan KPK yang pada akhirnya harus memakai rompi oranye dan menginap di hotel prodeo. Ini baru yang diketahui dan bisa diproses KPK. Karena masih terlalu banyak kasus yang tak bisa diantamir KPK karena keterbatasan.
Kita semua tahu dengan keterbatasan dan kemampuannya,boleh dikatakan baru beberapa gelintir saja yang bisa ditangani KPK dari sekian banyak masalah korupsi yang terjadi di republik ini.
Sayangnya, terhadap hal2 seperti ini umumnya masyarakat khalayak terlalu mudah terbuai dan ter-iming2i oleh kata2 muluk dan indah dari para politisi, sekalipun itu hanyalah sekedar lipstick, retorika belaka dalam berkomunikasi.*
Selengkapnya:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar