Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Customer is King

Dalam kesendirian dimalam hari,banyak pertanyaan timbul dalam diri. Diantaranya soal kenaikan harga2 komoditas berbagai macam kebutuhan hidup orang banyak.

Seperti harga daging sapi  yang di-tahun2 sebelumnya hanya 90rb/kg, kini 140rb/kg tak turun lagi. Begitu pula harga  ayam yang semula 25rb/kg kini 40rb,juga tak turun lagi,dll, masih banyak lagi komoditas lain yang harganya terus naik,tak turun lagi.

Mengapa begitu? Kenapa harga2 tak pernah bisa stabil? Selalu naik dari waktu ke waktu?. Coba kita telaah secara awam.

Dengan berpegang pada pameo : customer is king, ( bahkan di Jepang customer is God ) maka kedaulatan berada ditangan pembeli. 

Penjual sebenarnya hanya melayani atas permintaan pembeli. Yang dibutuhkan pembeli.Jelasnya : pedagang sebenarnya menyediakan yang dibutuhkan pembeli.

Tidak ada pedagang kalau tak ada pembeli. Atau tidak ada pembeli kalau tak ada pedagang. Secara sederhana bisa kita katakan : dihutan belantara,tidak akan ada pedagang maupun pembeli. Karena tidak ada kehidupan manusia selain binatang.

Sama dengan di pemerintahan. ASN sebenarnya adalah pelayan masyarakat, meskipun faktanya terbalik : ASN nyatanya  juragan, rakyat adalah kacungnya. Tapi tidak akan ada ASN bila tak ada rakyat.

Karena ASN digaji pemerintah dari APBN. Dan dana  APBN adalah 80% hasil dari  uang pajak rakyat. Dari ber-macam2 pajak yang dikumpulkan,ditampung pemerintah, cq kementrian keuangan, untuk kemudian dikembalikan lagi kepada rakyat dalam bentuk gaji untuk ASN atau infrastruktur.

Kembali ke soal kenaikan harga. harga sangat ditentukan oleh suplai and demand. Sangat ditentukan oleh permintaan dan penawaran.Aksioma. Sama seperti pedagang dan pembeli : tidak ada penawaran bila tak ada permintaan. Atau sebaliknya,tidak ada permintaan bila tak ada penawaran. 

Semakin banyak penawaran, permintaan sedikit,harga akan turun.Otomatis. Kecuali bila monopoli,karena monopoli adalah pemegang otoritas (diktator). Sebaliknya sedikit penawaran (sedikit suplai), permintaan banyak , harga akan naik. 

Yang terjadi sekarang ini,dengan populasi penduduk yang semakin meningkat, yang sudah mencapai 280 juta jiwa lebih,maka bagi para pengusaha/pedagang,itu adalah market yang sangat menguntungkan.

Karena semua orang memerlukan aneka kebutuhan komoditas dalam hidupnya.

Dengan kata lain : permintaan akan komoditas kebutuhan hidup luar biasa banyak. Dan ini sangat menguntungkan bagi para pedagang/pengusaha untuk se-mau2 "bermain" dalam harga, apalagi bila tak ada kontrol dari pemerintah. 

Lebih parah lagi  bila aparat pemerintah malah ikut bermain , dengan pengusaha.

                               *

Komentar