Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Situasi politik yang semakin pelik (2)

Kita semua tahu,Jatim khususnya pondok pesantren Tebuireng di Jombang,  yang didirikan th 1899 oleh K.H.Hasym Asyari, kakek Gus Dur, kini memiliki pengikut hingga 90 juta orang, dan merupakan pesantren terbesar didunia.

Maka,taklah mengherankan bila Jatim merupakan incaran dan tumpuan  para capres untuk bisa memenangkan pilpres. Karena secara matematis,bila capres tsb memperoleh dukungan dari warga N.U,ini berarti capres tsb sudah memiliki 30% suara pendukung.

Itu sebabnya baik Anies maupun Prabowo keduanya berlomba merekrut  cawapres dari kelompok N.U. Karena berdasarkan pengalaman, kekalahan Prabowo dalam 2x pemilu adalah karena lemahnya dukungan suara dari propinsi Jatim.

Dari sisi lain kita juga bisa berasumsi, bila penganut N.U mencapai 90 juta orang dan menjadi rebutan para capres,bukankah ini berarti kalau warga N.U tak ubahnya atau dianggap sebagai komoditas politik?. 

Atau dengan kata lain, bukankah ini berarti : agama bukan lagi absolut dan merupakan  pedoman agar manusia beragama, beribadah, taat melaksanakan perintah Allah.Melainkan sudah menjadi alat bagi dunia politik yang penuh dengan kepalsuan dan kebusukan?.

Sampai disini timbul pertanyaan lain : apakah memang ini tujuan  orang membentuk paham,agar bisa memiliki kekuatan politik dan  merupakan cara agar bisa menuju kekuasaan? Atau bagaimana yang sebenarnya?

Barangkali benar bagi kalangan grass root atau akar rumput,agama adalah suatu pegangan, keyakinan dalam hidup yang harus disertai iman. Akan tetapi lain halnya bagi kalangan elit. Bagi kelompok ini, agama atau paham mungkin sebenarnya adalah merupakan kekuatan politik atau alat untuk bisa meraih kekuasaan. Dari sini kita bisa menyimpulkan ada perbedaan persepsi tentang agama yang dianut kalangan grass root dengan kalangan elit yang berkecimpung didunia politik.

                                      *

Disisi lain,disaat sedang sibuk dan repotnya para capres mencari dan memilih cawapres,kini timbul isue baru (yang sebenarnya sudah cukup lama) yaitu adanya wacana agar bersandingnya Prabowo - Ganjar. Entah siapa yang akan jadi capres dan cawapresnya.

Bila ini terjadi,bisa dipastikan pilpres hanya akan diikuti 2 poros koalisi yaitu: koalisinya Anies - cak Imin versus Prabowo - Ganjar. Itupun bila koalisi Anies melaju dan mendaftar di KPU. Konon ada isue, Surya Paloh sudah enggan untuk mendaftarkan koalisinya ke KPU.

Apakah wacana ini akan terjadi?

Kita lihat saja nanti. Yang jelas ketika Prabowo dimintai komentarnya tentang adanya upaya bersanding  dengan Ganjar, secara diplomatis berkata :"Kita ingin suasana pemilu sejuk, teduh. Hanya ingin mengikuti apa yang diinginkan rakyat".

                                 *

Selengkapnya:

Situasi politik yang semakin pelik (1)

Situasi politik yang semakin pelik (2)

Komentar