Vivere Pericoloso (2)
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Selain menimbulkan konflik dengan Megawati, langkah politik Jokowi juga telah mengakibatkan banyaknya protes dan antipati terhadap dirinya.
Para pendukungnya, relawan, dan yang semula bersimpati pada Jokowi, kini berbalik arah, satu persatu mulai membenci dan meninggalkannya.
Mengumpatnya dengan mengatakan Jokowi haus akan kekuasaan dan sedang melakukan politik dinasti. Bahkan isue yang berkembang, akan adan pemakzulan terhadap Jokowi.
Dengan kata lain,Jokowi kini sedang melakukan Vivere pericoloso atau sedang bermain ditepi jurang. Apakah Jokowi akan mengalami seperti yang pernah dialami Suharto? Entahlah.
Bila dilihat dari kalkulasi politik, tampaknya posisi Jokowi masih bisa bertahan. Koalisi Indo. maju Prabowo yang didukung Jokowi terdiri dari 10 partai (4 partai parlemen : Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat) dan 6partai non parlemen, memiliki 261 kursi di parlemen atau 45,39%.
Sedangkan syarat untuk pemakzulan harus didukung oleh 2/3 dari anggota DPR (384 kursi)atau 66,78%, masih diperlukan 21,38% kursi.
Agar bisa diajukan ke sidang paripurna MPR, harus disetujui oleh 2/3 dari 711 anggota MPR (474 kursi) atau yang hadir. Jadi proses pemakzulan tidaklah begitu mudah.
Melalui parlemen jalanan? Jokowi pun tampaknya cukup cerdik, karena kini panglima TNI dan KSAD pun diganti.
*
Apakah politik dinasti? Politik dinasti adalah mewariskan kekuasaan melalui regenerasi dari kelompok tertentu untuk mempertahankan kekuasaan .
Bila SBY dan Mega mengentaskan Ahy dan Puan sebagai anaknya untuk bisa menjadi cawapres atau capres melalui pemilu apakah ini juga bisa disebut politik dinasti?
Hanya karena elektabilitas Ahy rendah dan tak naik2 ,oleh koalisi perubahan Ahy tak terpilih. Begitu pula dengan Puan. Mega pun tampaknya realistis dan membatalkan niatnya mengajukan Puan,menggantinya dengan Ganjar.
Kenapa SBY maupun Mega yang juga sama2 ingin mengentaskan anaknya,tak dibilang politik dinasti?. Tapi Jokowi mengentaskan kedua anaknya dibilang politik dinasti.Kan apa yang dilakukan Jokowi sekarang sama juga dengan SBY dan Mega?
Hanya memang masuknya Gibran jadi cawapresnya Prabowo sangatlah kontroversial karena terlihat adanya conflik of interest dari ketua MK.
Begitu pula Kaesang yang ujug2 jadi ketum, tanpa sedikitpun memiliki pengalaman politik dan bukan kader PSI.
Tapi kini masalahnya sudah selesai. Karena Anwar Usman sebagai ketua MK sudah dikenakan punishment, sudah dicopot, digantikan Suhartoyo.
Sekarang yang jadi persoalan : kenapa Jokowi kini haluan politiknya jadi berputar 180 derajat? Berbeda politik dengan Mega? Sehingga terkesan Jokowi kini berlawanan dengan Mega dan meninggalkannya.
Menurut majalah Tempo dalam laporannya, yang infonya diperoleh dari ring 1 dan ring 2 keluarga Jokowi : perubahan politik ini keinginan Iriana. Gibran sudah dipersiapkan lama sebelumnya. Tapi isue ini kemudian ditepis Gibran.
Kita tidak tahu kebenaran isue ini. Tapi majalah Tempo sebagai majalah papan atas dan terkemuka tak akan gegabah dalam melontarkan informasi dan akan tetap berpegang pada prisinsip jurnalistik : chek and rechek
*
Selengkapnya:
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar