Pripun, Kudu Kumaha?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pripun, Kudu kumaha? Mari kita berpikir secara sangat2 sederhana saja.
Kita selalu saja dihadapkan dengan pertanyaan : kenapa riuh dan gaduh selalu saja terjadi direpublik ini.Bahkan keriuhan dan kegaduhan itu bisa berkelanjutan dan fatal.
Yang dimaksud berkelanjutan disini : dimulai dari konflik kecil,menjadi besar dan kemudian menimbulkan korban. Baik secara ekonomi maupun fisik.
Bila kita mengacu pada pendapat bahwa manusia itu binatang yang berfikir, it's oke. Karena memang sifat2 manusia sebelas dua belas dengan binatang.
Akan tetapi perbedaanya, manusia bisa berfikir,maka tentu bisa memilah dan memilih, mana yang baik dan mana yang tidak baik. Khewan tidak bisa karena tak bisa berpikir.
Perilaku seperti itulah yang tak bisa kita harapkan dari binatang, karena yaitu tadi : binatang tak bisa berfikir.
Dia hanya mengandalkan instinknya saja. Dan instink cenderung untuk memilih apa yang enak,yang nikmat untuk dirinya sen-diri saja.Menghindari dari yang tak enak.Tak peduli dengan urusan yang lain2
Manusia memiliki 2 yaitu: berfikir dan instink.Karena itu, bila tak bisa berpikir, hanya instink saja, bisa dikatakan manusia pun seperti khewan.
Dia dikatakan manusia tak seperti khewan, bila : memiliki budaya, norma2, etika,tata tertib, disiplin, akhlak,moral dll. Khewan tak memiliki itu semua. Itu sebabnya ada istilah : hukum rimba.
Untuk bisa memiliki budaya,norma2,etika dll itu,manusia perlu mendapatkan masukan,pengertian, pencerahan atau sejenis itu.Lalu manusia menciptakan pendidikan.
Melalui pendidikanlah diharapkan manusia akan bisa menjadi lebih baik. Tak seperti khewan lagi.
Dengan berpendidikanlah perilaku manusia diharap kan bisa jadi lebih baik.
Tak lagi hanya mengandalkan instink dan pikiran yang ada dalam dirinya,tetapi lebih dari itu : cara berpikirnya lebih meningkat, jadi manusiawi, tak lagi seperti binatang.
Akan tetapi, fakta juga membuktikan,tidak selalu pendidikan includ dengan perilaku dan bisa menghasilkan input yang bisa merubah sifat2 manusia jadi lebih baik.
Bahkan bisa lebih ekstrim lagi malah,tak manusiawi, lebih2 dari binatang.
Koruptor yg menggasak sampai puluhan milyar adalah orang2 berpendi- dikan tinggi. Seperti yg diucapkan Lao Tse : semakin tinggi pendidikan seseorang,semakin jahat.
Bila binatang hanya buas terhadap fisiknya saja, karena binatang tak mengerti nilai2 ekonomi. Manusia bisa lebih buas secara fisik dan ekonomi.
Maka ketika pendidikan formal umum sudah dilakoni manusia,tapi tak merubah perilakunya,baik moral maupun akhlaknya, jadi harus bagaimana?
Alternatif lain,manusia lalu menempuh cara lain yaitu agama. Tapi fakta juga membuktikan idem dito,alias sami mawon.
Bahkan yang seringkali kita lihat konflik terjadi karena masalah agama. Karena perbedaan keyakinan,aliran,sehingga yang satu merendahkan dan menjelekkan yang lain.
Hal2 seperti itu tak bisa kita pungkiri karena mmg terjadi. Dan itu pemicu untuk terjadinya konflik.
Menganggap keyakinan, ajarannyalah yang paling benar, yang lain itu salah, itulah awal dari terjadinya konflik.Embrionya konflik
Padahal, dari semua itu tak satupun yang memi- liki data empirik yang bisa dijadikan pegangan yang mutlak dan absolut.
Karena dasarnya hanya keyakinan, karena belum pernah mengalami.
Diatas kertas memang indah : hidup harus selalu berdampingan meski berbeda keyakinan dan agama. Tapi kenyataannya tak selalu begitu. Berbeda.
Sebenarnya,perbedaan itu sah2 saja bila tak menimbulkan ekses. Tapi justru ekses itu terjadi karena adanya perbeda- an,terutama yang dianggap menyangkut hal2 yang tak bisa diganggu gugat, yang prinsipil.Keyakinan.
Maka pertanyaan akhir sebagai penutup tulisan: Pripun, Kudu Kumaha?
oleh : Tek Ko Seng
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar