Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Tanpa Batas

Demokrasi. Apakah sistem ini yang terbaik bagi suatu pemerintahan?

Apakah lebih baik dari sistem kerajaan yang absolut, dari yang otoriter dan diktator?

Pertanyaan ini menarik dikemukakan karena demokrasi, kata inilah yang paling sering diucapkan para politisi oposisi dan para aktivis di negeri kita.

Demokrasi yang dalam bahasa asingnya democracy, adalah merupakan adopsi dari bahasa Yunani; demos - Kratos (yang berarti kekuasaan ditangan rakyat), dan kita sebagai negara dunia ke-3  juga ikut-ikutan nyontek sistem tersebut karena telah menganggap sistem demokrasilah yang terbaik.

Ketika masih jaman Yunani kuno, kedaulatan ditangan rakyat seperti yang betul betul bisa dilaksanakan.Yunani kala itu masih negara kota dengan sebuah lapangannya di Athena, dan penduduknya  masih sangat sedikit sekali. Pada waktu itu, bila hendak memutuskan suatu kebijakan,rakyatnya berkumpul di lapangan tersebut, sehingga setiap orang  bisa dengan bebas menyampaikan gagasan/ pendapatnya langsung.

Sekarang, dimana mana penduduk  sudah luar biasa banyak. Karena itu tak mungkin lagi orang bisa menyampaikan pendapatnya secara langsung. Maka dibentuklah suatu lembaga perwakilan rakyat yang bernama DPR. Dengan adanya lembaga ini,orang tak bisa lagi menyampaikan pendapatnya secara orang per orang dan langsung, tetapi harus melalui lembaga tersebut.

Tapi dengan dalih hak asasi manusia, demokrasi dinilai suatu sistem dimana orang bisa dengan  bebas  menyampaikan pendapatnya sebebas bebasnya tanpa rasa bersalah dan harus takut. 

Hanya saja,karena di negara2 dunia ketiga, kesadaran,tingkat pendidikan, serta intelegensia masyarakatnya sangat majemuk dan penuh dengan keterbatasan,maka dalam hal kualitas menyatakan pendapat sepertinya masih terkendala oleh keterbatasan tersebut.

Seperti yang telah dikatakan Rocky Gerung  ketika presiden Jokowi mengenakan pakaian adat suku Baduypada acara kenegaraan di hadapan para anggota MPR, DPR  dan DPD. 

Rocky mengatakan: pakaian adat suku Baduy adalah pakaian adat yang berkelakuan biadab , bernilai sampah. (https://referensiberita.pikiran-rakyat.com/politik/pr-1212413550/rocky-gerung-kritik-jokowi-pakaian-adat-dengan-kelakuan-biadab-netizen-berang).

Hemat saya,tak sepantasnya Rocky berkata begitu. Meski tak ada kata pres. Jokowi. Tapi yang jelas,  saat itu pres.Jokowi sedang mengenakan pakaian adat suku Baduy.

Disinilah sebenarnya distorsi terjadi. Demokrasi lantas diartikan orangbisa bicara semau -mau seenak udelnya tanpa batas. Padahal, demokrasi adalah hak dan kebebasan orang menyatakan pendapat, tapi tetap harus memperhatikan budaya yang bernilai luhur. Seperti kata peribahasa: dimana kaki berpijak disitu langit dijunjung.

Maka sebenarnya, tidaklah mengherankan bila kualitas demokrasi sebagai suatu sistem, dalam hal menyampaikan pendapat hingga saat ini masih sangatrendah dan dalam tahap angan2, cita2, harapan dan tujuan, meski sudah berada di abad modern.

Bahkan di negara negara yang sudah maju dan pelopor demokrasi pun, faktanya masih carut marut, belum sesuai dengan harapan.

Di Abad modern ini, dengan dalih demokrasi, orang kemudian menyatakan dan menyampaikan pendapatnya menjadi tanpa batas  melewati  nilai2 budaya,peradaban, moral, serta tata krama.

Itulah yang telah terjadi.


Komentar