Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Keyakinan & Keilmuan

 Orang seringkali berdebat dan mempermasalahkan  keyakinan dan  keilmuan. Sehingga perdebatan yang terlalu sering dan ber-larut2 itu berujung pada konflik.

Padahal kalau kita menyadari bahwa antara keyakinan dan keilmuan itu boleh dikatakan dua kutub yang berbeda : kutub Utara dan Selatan.

Ibarat rel kereta,2 garis lurus yang paralel, yang tak mungkin mencapai titik temu. Ibarat air dan minyak,bisa disatukan tapi akan tetap terpisah.

Keilmuan bisa diperoleh secara akademis ataupun otodidak dengan teori2 yang disertai data empirik,yang juga diakui secara akademik. Bukan hanya diakui secara lokal tapi juga  internasional.

Vaksin misalnya,bisa digunakan dan dikatakan  aman bila telah melalui ujicoba secara empirik melalui, baik kepada hewan maupun manusia.

Begitu pula perhitungan quick count pada setiap pemilu bisa dikatakan valid  berdasarkan hasil survey dan angka2 dengan metodologi tertentu, yang keakuratannya bisa dipertanggung jawabkan dan sudah terbukti ber-kali2.

Juga tentang kualitas ekspektasi seorang tokoh politik dimasyarakat sudah bisa dihitung dengan angka berdasarkan metodologi survey yang keilmuannya dan validitasnya sudah diakui secara akademik.

Berdasarkan keilmuan dan data empirik,orang lalu bisa percaya dan meyakini keabsahan dari ilmu tsb,dan bisa diterima, diakui.

Berbeda dengan keyakinan atau kepercayaan. Tak diperlukan pembuktian secara empirik dan ilmiah. Yang penting adalah keyakinan dan kepercayaan. Bila seseorang sudah yakin dan percaya,maka masalahnya selesai.

Seseorang bisa saja memberikan kredit atau piutang kepada orang lain,tanpa harus bertanya tentang aset atau kemampuan finansialnya.Yang diperlukan adalah keyakinan dan kepercayaan dari sang kreditur kepada debitur.Bila kreditur sudah percaya dan yakin kepada debitur,maka persoalan selesai.Titik.

Bisa jadi secara teori finansial, sang debitur tak akan bisa mengembalikan pinjamannya. Akan tetapi bila sang kreditur yakin dan percaya,maka tak akan ada masalah.

Analog dengan masalah keyakinan dan keilmuan, masalah Rara Isti Wulandari sang pawang hujan yang telah sukses menghentikan hujan di acara MotoGP di Mandalika,agaknya tak perlu diperdebatkan, karena ini memang soal keilmuan dan keyakinan .

Dua kutub yang berbeda.

                   *

Komentar