Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Everything is Oke !!

 Bagaimanakah peta perpolitikan di Indonesia setelah 2024 nanti?

Siapakah yang akan menggantikan Jokowi? Apakah partai koalisi Indonesia maju akan bubar? Koalisi

akan berubah? Partai apa saja yang akan berkoalisi dengan siapa?

Ada berapa banyak kah capres yang akan maju? Partai apa mengusung siapa? Apakah akan terjadi 1 atau 2 putaran?  

Akan terjadi lagikah politik identitas? Apakah situasi nasional akan aman, nyaman, dan reda dari kegaduhan? Atau akan terjadi, terulang lagi polarisasi seperti 2019? Bahkan lebih dahsyat?

Sederet pertanyaan muncul, dan bulu ketiak merinding ketika saya akan memulai tulisan ini.

Tak begitu mudah untuk menjawabnya, karena selain ini pertanyaan2 sensi, semua politisi akan bilang memang politik itu dinamis,mudah berubah.

Ibarat memegang seekor belut. Licin. Sangat licin, jadi sangat  susah untuk dipegang.

Saya sendiri tak mengerti kenapa politik itu dinamis.

Bukankah yang baik itu yang konsisten dan bisa konsekwen akan apa yang telah diucapkan dan  telah menjadi prinsipnya?

Tidak mencla-mencle kalau kata bung Karno.

Tidak isuk dele sore tempe kalau istilahnya orang2 Belanda yang kini  tinggal di Suriname.

Memang politisi itu susah untuk dipercaya dan dipegang ucapan2nya.

Sekarang bilang A besok bisa B,lusa bisa lain lagi.

Yang paling dan sangat mengherankan : hari ini partai A rivalnya partai B,bahkan satu sama lain terlibat konflik.  Saling mengejek,men-jelek2an yang amat sangat malah. Pokoke : dahsyat !!

Tapi tak lama kemudian mereka akur lagi dan bisa bersekutu malah. Mesra. Herman eh....heran? Kok bisa begitu ya? 

Bisa ujug2 dan terjadi diluar perkiraan. Tapi kepada mereka jangan coba2 tanya kenapa? Karena jawabannya akan  santun,  luhur, beretika, berbudi dan humble: Demi bangsa dan negara

Tak ada istilah ewuh pakewuh,isin, risi, atau sungkan bagi mereka.

Everything is oke !! Fine2 saja,apapun yang telah terjadi, seribut,  seheboh apapun mereka. 

Biarpun mereka saling men-jelek2kan dan menguliti, membeberkan aib mereka masing2 sampai ke oncom2nya tidak akan ada masalah.

Betul2 tak ada masalah.

Bagi mereka,bersalaman

dan saling mengucapkan  "minal Aidin wal faizin" bisa kapan saja tak harus di hari raya Idul Fitri.

Itu sebabnya saya tak bisa ikutan dalam politik praktis. Tak mampu, dan saya lebih senang jadi

out sider ,jadi penonton yang bisa berlaku out of the box. Kalau mau.

Wah,kalau diera milenial  tulisan segini pasti sudah dibilang sangat panjang.

Tak seperti tulisan2 di FB, telegram, IG atau Twitter yang cuman seuprit2.

Jadi pertanyaan berderet  diatas dijawab lain kali. 

Sudah dulu. Nanti bosan.

                  *

Komentar