Jokowi - Mega : dipersimpangan jalan?. (4)

 Jokowi - Mega : dipersimpangan  jalan?.   (4) Kekukuhan dan kejumawaan Mega ini terlihat dalam pidatonya  ketika dalam suatu acara intern PDIP dimana Jokowi juga tampak hadir.  Dengan nada yang sangat jumawa dan mengenyek Mega berkata :  "pak Jokowi ini bisa sampai seperti sekarang ini, karena PDIP lho?. Kalau ga karena PDIP he he...gak tau deh..... horrrre..,katanya sambil bersorak sendirian dengan wajah sinis. Jokowi yang ketika itu hadir dibarisan tempat duduk paling depan hanya tersenyum kecut ketika mendengar ucapan Mega. Barangkali dengan adanya beberapa perbedaan dan kejadian tsb diatas lah yang membuat Jokowi kemudian mulai melangkah kearah lain. Tak lagi mematuhi apa yang diinginkan Mega.  Peristiwa seperti itu (dienyek Mega didepan orang banyak),meski diintern partainya sendiri,karena dipublish  tentu dilihat dan diketahui juga oleh publik termasuk sang isteri Iriana.  Dan konon,Iriana lah yang kemudian menghendaki agar Gibran...

Koalisi Jaga Muntah Atau Koalisi Boleh Mungut

Tampaknya dengan dibentuknya Koalisi Besar pada 2 April lalu,tak bisa dipungkiri : keadaan menjadi menggembirakan tapi sekaligus juga jadi menyulitkan.

Menggembirakan karena peta politik se-akan2 menjadi sangat jelas karena akan menjadi 3 poros yaitu : KPP (3partai), Koalisi besar (5 partai), dan PDIP. 

Entah dengan  partai apa nanti PDIP berkoalisi. Belum tahu. Yang pasti, meski PDIP adalah satu2nya partai yang sudah memegang boarding pass untuk melaju ke pilpres,tapi PDIP tak akan single fighter, karena kuatir akan kalah. Karena Mega ingin pemilu 2024 PDIP menjadi hattrick.

Lantas dimana letak kesulitannya dengan dibentuknya  Koalisi Besar? Coba kita telaah secara awam dan sederhana. Koalisi besar yang  terdiri dari 5 partai yaitu  Golkar,Gerindra,PAN,PKB dan PPP,adalah merupakan peleburan dari KIB dan KKIR. 

KIB terdiri dari Golkar,PPP dan PAN, dimana Airlangga Hartarto sangat berambisi jadi capres. Sedangkan KKIR ada Prabowo dan cak Imin, juga sangat berambisi ingin menjadi capres,cawapres.

Dengan situasi itu,maka ada 2 ketum yang ingin jadi capres dan satu ingin jadi cawapres. Bukan tak mungkin baik PPP maupun PAN juga  menginginkan jadi cawapres. 

Masalahnya,bila Prabowo oleh ke 4 partai anggota koalisinya (Golkar,PAN,PKB,PPP) didukung jadi capres,karena elektabilitas yang kini melejit,lalu siapa yang akan jadi cawapresnya?. 

Ini masalah pelik,karena diantara mereka akan terjadi rebutan cawapres sementara posisi cawapres hanya 1. Jelasnya : baik Airlangga Hartarto,Cak Imin,maupun Zulkifli Hasan sama2 kepingin jadi cawapres dengan argumennya masing2.

Bila Prabowo menetapkan salah satu diantara mereka, (Airlangga misalnya jadi cawapres), bukan tidak mungkin  Cak Imin,Zulkifli Hasan, atau dari PPP  akan merasa jealous dan ngambek lalu nyebrang ke partai lain sebagai cawapres. Ke PDIP misalnya. Karena posisi cawapres di PDIP masih kosong. PDIP belum berkoalisi, tapi sudah memiliki capres,memiliki tiket emas.

Bila ini yang terjadi, konstelasi politik menjadi 3 poros : KPP (capresnya Anies), KIB (capresnya Prabowo) dan koalisi PDIP (capresnya Puan atau Ganjar). Cawapresnya yang masih kosong.

Sekali lagi bila ini terjadi, peta politik  : Koalisi besar bubar, PDIP berkoalisi dan  menjadi partai  jaga muntah  yang  anggota koalisinya boleh mungut.

                                  *

Komentar